DARA|Washington DC, IDN Times|BANDUNG – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak mendengarkan rekaman audio pembunuhan Arab Saudi Jamal Khashoggi. Wartawan asal Arab Saudi itu tewas pada 2 Oktober 2018 ketika berada di kantor konsulat negaranya sendiri di Istanbul.
Motif pembunuhan dan dalang dibalik peristiwa itu masih menjadi misteri dan mengundang perdebatan. Temuan Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, dan dilaporkan Washington Post membuat perdebatan kian mengkristal.
Dalam sebuah wawancara khusus dengan stasiun televisi Fox News, Trump menyebut pembunuhan terhadap Khashoggi sebagai sesuatu yang keji. Namun demikian Trump menolak ikut mendengarkan audio yang merekam detik-detik hilangnya nyawa wartawan berusia 59 tahun itu.
“Aku tak mau mendengarkan rekaman itu. Tak ada alasan bagiku untuk mendengarnya,” kata Trump. Dia beralasan “Itu adalah rekaman penyiksaan. Itu adalah rekaman yang sangat buruk. Aku sudah diberi tahu secara penuh tentang isi rekaman tersebut.”
Washington Post merilis temuan badan intelijen Amerika Serikat CIA terkait pembunuhan Khashoggi. Menurut CIA, Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) adalah orang yang memerintahkan eksekusi terhadap Khashoggi. CIA mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung kesimpulan tersebut.
Salah satu contohnya adalah rekaman telepon antara kakak MBS, Khalid bin Salman, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, dengan Khashoggi. Khalid dilaporkan berkata kepada Khashoggi bahwa ia seharusnya pergi ke kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen. Tidak jelas apakah Khalid tahu rencana pembunuhan Khashoggi, tapi ia menghubunginya atas perintah MBS.
Namun, Khalid membantah pernah berkomunikasi melalui telepon dengan Khashoggi. Dia juga mengaku tidak pernah meminta kolumnis Washington Post itu untuk pergi ke Turki.
Informasi baru menyeruak pada Minggu pagi (18/11). Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar berkata kepada CNN Turk bahwa para pembunuh Khashoggi memotong-motong tubuhnya, kemudian memasukkan setiap bagiannya ke dalam koper.
“Satu kemungkinan adalah mereka meninggalkan negara ini tiga sampai empat jam usai melakukan pembunuhan. Mereka mungkin membawa potongan-potongan tubuh Khashoggi di dalam koper tanpa mengalami masalah sebab mereka punya imunitas diplomatik,” kata Hulusi.
bahan: Washington Pos/IDN Times