Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mendorong masyarakat, khususnya para sineas untuk membuat film daerah yang menyangkut isu cerita rakyat.
DARA | Kepala Pokja Seni Media dan Festival, Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, Tubagus Andre Sukmana, mengatakan pembuatan atau penayangan film daerah yang berisi cerita rakyat tersebut memiliki kekuatan untuk mendongkrak sektor pariwisata di Indonesia.
“Ya, tadi potensi daerah itu bisa menjadi promosi wisata, bisa mendongkrak sektor pariwisata di Indonesia,” ujarnya saat ditemui usai acara Diskusi Film dan Pemutaran yang diselenggarakan Kemendikbudristek bersama Komisi X DPR RI di Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Sabtu (27/5/2023).
Menurut Tubagus Andre, Kemendikbudristek juga selama ini terus berupaya mendorong pengembangan program tentang karya film agar bisa menjadi daya tarik dan media tentang pendidikan serta menjaga kebudayaan selain faktor hiburan.
Ia menyebutkan, tayangan film yang menyajikan tentang nilai-nilai positif itu bisa memberikan dampak yang luas, salah satunya bisa mendongkrak sektor pariwisata.
Tubagus Andre mencontohkan, karya film yang cukup berhasil menarik kunjungan wisatawan datang ke suatu daerah, salah satunya adalah film Laskar Pelangi yang menampilkan tayangan tentang kondisi daerah maupun dunia pendidikan di Bangka Belitung.
“Ada banyak model seperti stori luar biasa, seperti film Laskar Pelangi itu luar biasa sampai orang mau datang ke Belitung hanya ingin melihat bangunan sekolah di film ini,” ujarnya.
Tubagus Andre menilai, bahwa keberhasilan sebuah film tentu bisa dilakukan juga di daerah lain dengan menayangkan suatu ciri khas daerah, cerita rakyat, atau dongeng, maupun kisah nyata yang ada wujud atau tempatnya untuk dikunjungi wisatawan.
“Misalnya cerita legenda Sangkuriang di Jawa Barat yang menceritakan tentang Gunung Tangkuban Parahu, dampak dari cerita itu banyak wisatawan datang dan ingin melihat Gunung Tangkuban Parahu,” katanya.
Selain itu, lanjut Tubagus Andre, ada juga cerita Malin Kundang di tanah Sumatera Barat yang mampu mendorong wisatawan datang hanya untuk melihat batu menyerupai orang yang dikutuk karena durhaka pada ibunya.
“Nah di daerah Garut juga bisa, misalkan mengangkat legenda Situ Cangkuang atau Bagendit, terus di Garut juga ada silat, nah itu bisa karena sudah menjadi warisan budaya dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyebutkan jika kegiatan Diskusi Film dan Pemutaran yang diselenggarakan Kemendikbudristek bersama dengan Komisi X DPR RI ini sebagai upaya pemerintah mendorong dan membuka wawasan masyarakat khususnya di Kabupaten Garut untuk menjadikan film sebagai media promosi pariwisata.
Ferdiansyah menuturkan, selama ini pemerintah terus berupaya melakukan berbagai cara untuk bisa mengembangkan kebudayaan, kesenian, termasuk film, dan pariwisata yang bisa memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
“Tujuannya adalah kesinambungan daripada menjaga kehangatan perfilman di Garut, membuka wawasan bahwa film terkait pariwisata dapat menjadi tujuan wisata,” ucap Politisi Partai Golkar dari Dapil Jawa Barat XI tersebut.
Editor: denkur | Keterangan foto:
Kepala Pokja Seni Media dan Festival, Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, Tubagus Andre Sukmana (Foto: Ist