Ekonomi syariah dipercaya menjadi salah satu instrumen penting dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
DARA – Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi tersebut. Menurut Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, diperlukan peran aktif organisasi masyarakat Islam untuk mendorong kemajuan umat sehingga dapat turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Bagaimana HIKMAT itu menjadi lembaga yang menjadi lokomotif perbaikan, perubahan, penggerak kelompok kecil yang memiliki berbagai kreatif-kreatif, di dalam dakwah, di dalam menumbuhkan ekonomi [dengan] membangun cara berpikir yang kritis, inovatif, berpikut yang tidak tekstual, tetapi tetap ber-manhaj bukan liberal,” imbau Wapres ketika menerima pengurus Himpunan Ikatan Keluarga Mahasiswa Alumni Tebuireng (HIKMAT) Jabodetabek, Karawang, dan Serang melalui konferensi video di Jakarta, Kamis (24/2/2022).
Lebih jauh Wapres mengungkapkan, untuk membangun ekonomi syariah, pemerintah telah menginkubasi para pengusaha-pengusaha yang berbasis ekonomi syariah. Ia pun menyambut baik para santri yang telah memulai usaha, serta mengajak untuk berpartisipasi dalam menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi syariah.
“Pengusaha syariah kita bangun melalui inkubasi-inkubasi di berbagai daerah, ditumbuhkan, dimunculkan, disemai kemudian ditingkatkan yang sudah ada, dibesarkan,” tuturnya, seperti dikutip dari laman resmi Kominfo, Jumat (25/2/2022).
Selanjutnya Wapres mengimbau, sesuai dengan ajaran agama, agar melakukan perubahan dari usaha konvensional menjadi usaha berprinsip syariah.
“Kemudian juga bagaimana memigrasikan, menghijrahkan yang sekarang masih berada di konvensional menjadi ke syariah, ini lah hal yang sedang kita bangun, para mahasiswa juga harus menyiapkan diri ke arah sana,” ucapnya.
Menurut Wapres, apabila gerakan para santri tersebut dapat berjalan dengan baik, Wapres optimis ekonomi umat Islam akan melaju pesat dan semakin berkembang, karena potensi yang dimiliki umat Islam begitu besar.
“Nanti saya kira umat kita akan menjadi umat yang menjadi kuat, menjadi besar, seperti pohon yang terus berkembang cepat besar, berdahan, berbuah, kemudian yang menanam sendiri menjadi terheran-heran, karena dia berkembang begitu cepatnya. Kuncinya, itu minta tolong kepada Allah, jangan lemah, artinya harus ada kebangkitan, bangkit dengan mengerahkan semua potensi yang kita miliki, potensi umat besar tetapi tidak terkelola dengan baik,” jelasnya.
Wapres pun meyakini bahwa kemakmuran umat Islam itu bisa dicapai, dengan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
“Kunci-kunci untuk bisa membangun masyarakat utk makmur itu saya kira itu SDM yang unggul yang bisa memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, baik di lingkup pendidikan tinggi, universitas, ataupun juga keterampilan-keterampilan melalui pelatihan-pelatihan ini yang harus kita kembangkan,” tegasnya.
Meningkatkan kualitas SDM, lanjutnya, dapat dilakukan para santri dengan membangun dakwah yang konstruktif, salah satunya melalui media daring. Untuk itu, santri harus dapat memanfaatkan media.
Selain itu, Wapres juga menekankan, agar dalam mengembangkan ilmu tidak hanya dihapami secara tekstual, namun harus dapat dikembangkan, diaktualisasi, didinamisasi pada pemikiran, mengembangkan dan memahaminya secara lebih kontekstual.
Wapres pun berharap agar para santri, sebagai orang yang dianggap memahami ajaran-ajaran agama dapat berperan dalam merubah, memperbaiki dan memberi solusi permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Saya berharap santri tidak hanya menjadi pencari kerja tetapi menjadi tokoh-tokoh perbaikan, tokoh-tokoh perubahan, problem solver, tokoh-tokoh yang menyelesaikan masalah di masyarakat,” harapnya.
Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut, Wapres memberikan apresiasi kepada para alumni Tebu Ireng atas komitmen untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan menginisiasi terbentuknya alumni Tebuireng ke dalam HIKMAT.
“Oleh karena itu saya mengapresiasi terhimpunnya santri alumni Tebuireng ini ke dalam HIKMAT,” ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum HIKMAT Jangky Dausat melaporkan bahwa HIKMAT dibentuk sebagai wadah para santri alumni Tebuireng yang melanjutkan Pendidikan sebagai mahasiswa di daerah Jabodetabek, Karawang dan Serang untuk saling bersinergi dalam nuansa kebersamaan dan kekeluargaan, mengembangkan potensi kreativitas dan keterampilan alumni dalam bidang keagamaan, keilmuan, sosial, masyarakat dan bidang-bidang lainnya.
“Program kerja kami melakukan silaturahmi dan membangun komunikasi antar alumni, membangun sinergi dan kolaborasi antar alumni, ikut serta dalam menyebarkan ajaran agama ahli sunnah wal jamaah melalui gerakan kemahasiswaan, mengadakan kajian keilmuan mengenai problematika yang ada dalam lingkup masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya,” urainya.
Selanjutnya, Anggota HIKMAT, Muhammad Ainul Khaq menyampaikan bahwa puluhan santri khususnya alumni Tebuireng telah menjalankan amanah Wapres untuk menjadi santripreneur dengan memulai usaha yang berbasis syariah. Ia berharap Wapres dapat memberikan arahan agar dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional dari sektor UMKM.
“Kami juga mohon bimbingan arahan dari Kiai agar dapat mengembangkan usaha-usaha kami sendiri terutama di kalangan santri alumni Tebu Ireng. Sehingga dapat mewujudkan santripreneur yang berkualitas dan berintegritas serta dapat membantu dalam pemulihan ekonomi di negara ini,” pintanya.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut jajaran HIKMAT, di antaranya Hasanuddin Wahid, Ari Agus MH, Ismadani Rofiul Ulya, Resi Febriyanti, Fajria Shofa Rahma Uswah, Aji Wahyu Sejati, Affiliana Uli Hutagalung, dan M. Iqbal Rabbani.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah.
Editor: denkur | Sumber: Kominfo