“Kita juga mendengarkan aspirasi warga masyarakat disitu terkait dengan lingkungan hidup,” tambahnya.
DARA | BANDUNG – Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Bandung gelar kegiatan pemeliharaan pohon yang ditanam dalam rangka HUT PDIP ke 48 pada bulan Januari 2021 di Hutan Blok Cinyiruan, Kampung Citere, Kecamatan Pangalengan.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Bandung, Harjoko Sangganagara menuturkan, pohon-pohon yang telah mereka tanam tersebut perlu dipelihara agar bisa tumbuh dengan baik agar menjadi hutan yang lebat disekitar mata air yang ada disana.
“Jadi kita rawat pohon yang kita tanam waktu itu, sebab hutan kan harus dijaga, dibersihkan, dipelihara, selain itu, kita juga harus mengamankan lokasi karena di lokasi-lokasi seperti itu kan banyak penjarahan biasanya,” ujar Harjoko melalui sambungan telepon, Minggu (21/3/2021).
Harjoko mengatakan, dalam kegiatan tersebut juga pihaknya berusaha mengamankan sumber mata air yang berada di danau sekitar hutan tersebut. Katanya, mata air itu merupakan salah satu mata air yang dimanfaatkan oleh Perumda Air Minum milik Kabupaten Bandung sehingga harus dijaga dan diselamatkan karena dipergunakan demi kepentingan air minum orang banyak.
“Kita juga mendengarkan aspirasi warga masyarakat disitu terkait dengan lingkungan hidup,” tambahnya.
Menurut Harjoko, pemeliharaan pohon di hutan tersebut akan dilakukan sampai tanaman itu benar-benar tumbuh bagus, lalu nantinya akan diserahkan kepada masyarakat setempat untuk diperlihara dan dijaga oleh mereka.
Sejauh ini, pohon-pohon yang mereka tanam memang tumbuh dengan baik, hanya saja yang mengecewakan adalah adanya oknum yang menjebol danau sehingga ikan-ikan yang disimpan disana sebagian hilang.
“Untungnya cepat ketahuan jadi kita langsung tutup lagi,” imbuhnya.
Untuk pemeliharaan sendiri, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintahan Kabupaten Bandung melalui DPRD supaya berkoordinasi dengan Bupati Terpilih, kedepan lokasi tersebut akan kita jadikan arboretum atau hutan kota.
Hal itu dirasa akan sejalan dengan kondisi kawasan tersebut yang memang merupakan jalur wisata yang dinamakan community base tourism. Jadi wisata berbasis komunitas, dimana wisata itu nanti dikembangkan masyarakat setempat.
“Disekitar situ kan banyak lokasi wisata seperti itu, yang dijual kan keindahan alammya. Kita juga akan berkoordinasi dengan perkebunan setempat karena itu kan lahannya ada di wilayah perkebunan,” pungkasnya.
Editor : Maji