Cegah wabah demam berdarah dengue (DBD) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi kirim surat edaran kepada intansi pemerintah, kecamatan, kelurahan dan swasta serta pondok pesantren.
DARA | SUKABUMI – Surat edaran itu berisi agar masyarakat melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M yakni menguras, menutup dan memanfaatkan kembali barang bekas yang bisa menampung air genangan saat hujan.
“Kita tidak memprioritaskan fogging, lantaran fogging tidak memberikan solusi terbaik dalam memberantas DBD. Terpenting Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M tadi,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Sukabumi, dr. Lulis Delawati, (14/3/2020).
Tindakan penangan DBD, kata Lulis, bukan kewajiban pemerintah saja, namun ada sinergitas masyarakat yang berkelanjutan sepanjang tahun terlebih musim penghujan, vektor DBD akan lebih aktif.
“Upaya kita, melalui puskesmas dan kader meningkatan PSN di masyarakat dengan cara sosialiasi promotif secara berkelanjutan, sehingga diperlukan kewaspadaan masyarakat. Kasus DBD muncul tak hanya di musim hujan saja. Namun, vektor atau perantara, melalui nyamuk Aedes aegepty ini lebih menyenangi air tergenang.
“Masyarakat juga harus mewaspadai dari hasil penyelidikan epidemologi air menggenang kebanyakan di rumah seperti di tempat dispenser atau tempat minuman hewan peliharaan seperti Burung. Makanya lingkungan rumah harus bersih jangan sampai ada air genangan,” bebernya.
Meski Kota Sukabumi, secara nasional dan Provinsi Jawa Barat termasuk zona merah dalam kasus DBD. Namun jumlah kasus DBD, tidak menunjukan grafik peningakatan di awal tahun 2020 sampai pertengahan Maret.
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mencatat, kasus DBD di bulan Januari 2020 sampai dengan saat ini mencapai 277 kasus dan telah menelan korban sebanyak dua orang. Rinciannya, Januari 124 kasus dan 1 meninggal, Februari 99 kasus serta tanggal 12 Maret 54 kasus 1 meninggal.
“Dua orang yang meninggal itu balita, kematiannya itu karena dengue shock syndrome (DSS). Ditambah lagi, kedua pasien balita memilki penyakit penyerta yang berat sebelumnya seperti epilepsi meningitis,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Lulis, kasus DBD terjadi tidak hanya di tempat itu saja. Penyebaran kasus DBD ini setiap tahunnya berpindah-pindah. Seperti halnya tahun lalu itu kebanyakan di wilayah Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole. “Saat ini kebanyakan terkena DBD di wilayah Kecamatan Cibeureum,” kata dia.***
Editor: denkur