Selama pandemi Covid-19, banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang gulung tikar akibat produksinya tidak laku. Namun, tidak sedikit pula yang masih bisa bertahan kendati dalam kondisi kembang kempis.
DARA – Salah satunya dialami oleh pengusaha Diani Mulya yang memproduksi berbagai makanan cemilan. Selama pandemi, produksinya anjlok luar biasa.
Terkadang ia memproduksi berdasarkan pesanan saja. Tidak seperti biasanya, yang membuat stock untuk waktu tertentu. Itupun, jumlah pesanannya sangat terbatas.
Dua bulan terakhir seiring kasus Covid-19 melandai, usahanya mulai menggeliat lagi. Pesanan demi pesanan mulai berdatangan, bahkan ia cukup kewalahan menerima pesanan tersebut.
“Alhamdulillah, mulai Agustus kemarin, mulai banyak pesanan. Selama dua tahun, hampir tidak produksi karena Covid-19,” ujarnya, Sabtu (30/10/2021)
Ia menuturkan, bahkan pada awal tahun 2021, produknya diobral akibat sepi pembeli. Barang-barang produksinya bermerk Nusasari Mulya, yang dijajakan di sejumlah sejumlah di rest area pada direktur lantaran tokonya pada tutup.
Dalam kondisi normal, sebelum pandemi, Diani mengaku bisa memproduk cemilan berupa keripik dan lain sebagainya dengan omzet mencapai Rp20 jutaan.
Setelah dua tahun usahanya tersendat-sendat, kini ia bersyukur kondisi usahanya kembali normal dengan omzet antara Rp15-20 jutaan.
“Ada semangat lagi. Kalau waktu kemarin-kemarin kita memproduk hanya berdasarkan PO (pre order) saja, sekarang malahan ada yang order dua kali dalam seminggu seperti di Jalan Pasteur,” ungkapnya.
Diani menyebutkan, pada September kemarin pesanan menunjukan marema. Terutama untuk produk-produk yang best seller.
Menurutnya, dari 20 item jenis makanan yang diproduksi UMKM tersebut, termasuk best seller adalah keripik peyek seroja, keripik bayam dan cilok goang Maroko.
“Cemilan-cemilan itulah yang paling banyak pesanan pada kita. Alhamdulillah, semoga ke depannya juga kondisi normal seperti dua tahun ke belakang,” pungkasnya.***
Editor: denkur