DARA | Dua mata anggaran di Sekretariat DPRD Jabar menjadi sorotan publik. Sebab antara satu mata anggaran dan anggaran lainya terkesan dulikasi.
Jumlah nominalnya pun nyaris sama. Anggaran satu senilai Rp 79,1 milyar sedangkan anggaran yang satu lagi senilai Rp77,8 milyar. Maka kedua mata anggaran tersebut sekitar Rp160 milyar.
Sekretaris DPRD Jabar Dr Hj Ida Wahida SE, SH, M.Si selaku pengguna anggaran (PA) saat dikonfirmasi wartawan terkait dua mata anggaran yang nyaris mirip itu, bungkam. Bahkan pertanyaan tertulis via whatapps pun tak dijawab. Sejumlah pertanyaan via whatapps itu dikirimkan sejak Sabtu (4/3/2023).
Namun demikian, Kabag Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan Sekretariat DPRD Jabar Iman Tohidin S.Sos, M.A.P didampingi Kasubag Kerjasama dan Aspirasi Iman Maulana S STP memberikan penjelasan terkait dua mata anggaran tersebut.
Menurut Iman, dalam dokumen pelaksana anggaran (DPA) ada kegiatan dan sub kegiatan.
“Kegiatan penyerapan aspirasi, penyerapan aspirasi itu Rp79 miliar. Rp79 miliar itu dibagi dua, satu reses, kedua penghimpunan aspirasi,” katanya saat dihubungi wartawan di ruang kerjanya Senin (6/3/ 2023).
“Kegiatan reses Rp77 miliar, Rp2 miliarnya lagi penghimpunan aspirasi. Penghimpunan aspirasi itu seperti kegitan hearing dialog, rapat dengar pendapat, dan pengumpulan massa,” jelasnya.
“Nanti kita fasilitasi, resespun sama, Reses pun Rp77 miliar itu. Isinya adalah kegiatan reses anggota yang diselenggaralan dalam satu tahun itu tiga kali,” terangnya.
Jadi lanjut Iman per empat bulan sekali kegiatan itu, dilaksanakan di dapil masing-masing. 120 orang anggota dewan melaksanakan kegiatan reses, satu kali resesnya itu 8 hari kerja.
Soal anggaran reses per anggota dewan, duo Iman menjelaskan, untuk operasional sama, per anggota Rp151 juta. “Satu kali kegiatan 8 hari kerja 8 titik, belum dipotong pajak,” katanya.
Ditanya soal ada tidaknya anggota dewan yang hanya mengambil anggaran reses, namun kegiatan resesnya tidak dilaksanakan, Iman menyatakan tidak ada.
“Saya baru menjadi PPTK per 2022, selama saya menjabat semua anggota dewan melakukan reses tidak ada yang ambil duitnya saja tapi tidak melaksanakan kegiatan reses,” katanya.
Namun demikian Ketua Umum IKA Muda Unpad Fuad Rinaldi SE, MM, Ak, CA, CPS, AWP, CPHRM, HRBP menyatakan tidak habis pikir kenapa harus ada dua mata anggaran yang nyaris mirip.
“Jadi wajar kalau banyak kecurigaan masyarakat atas dua mata anggaran itu,” katanya saat dihubungi via telepon selularnya, Senin 6 Maret 2023.
Kalau memang dua mata anggaran itu beda, maka untuk mencegah kecurigaan masyarakat atas dua mata anggaran itu ada baiknya dewan bisa lebih transparan kepada masyarakat.
Terlebih lanjut dia, di massa seperti sekarang ini, saat dimana masyarakat sedang susah.
“Dewan seharusnya, bisa lebih peka dengan kesusahan yang saat ini tengah dialami rakyat. Bukankan mereka (dewan) bisa diduduk di gedung dewan karena mewakili aspirasi masyarakat,” katanya.
Karena nilai kedua mata anggaran itu sangat tinggi, mencapai angka Rp@160 miliar, sudah saatnya dewan membuka ruang kepada masyarakat untuk memantau aktivitasnya.
Editor: aldinar