Hingga hari ketiga, Kamis (15/10/2020), pencarian terhadap dua nelayan yang dilaporkan hilang kontak di perairan Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut masih belum membuahkan hasil.
DARA | GARUT – Dua nelayan yang diketahui bernama Ara (55) dan Ois (52), warga Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut tersebut dinyatakan hilang usai banjir bandang yang menerjang wilayah Pameungpeuk dan sekitarnya pada Senin (12/10/2020) lalu.
Komandan Tim Rescue Kantor SAR Bandung, Nuruddin, menyebutkan, cuaca yang buruk menjadi salah satu kendala tim di lapangan. Penyisiran di laut dengan menggunakan perahu nelayan saat ini belum memungkinkan, mengingat cuaca dan kondisi di lapangan yang kurang baik sehingga bisa membahayakan.
“Ketinggian ombak 2 sampai 3 meter, cuaca mendung, angin kencang, dan sebagian wilayah gerimis. Kabut juga cukup menjadi kendala dalam pencarian. Pencarian difokuskan dengan melakukan penyisiran di darat,” ujarnya, Kamis (15/10/2020).
Nuruddin, mengatakan, tim SAR gabungan telah memperluas area pencarian dengan membagi tim menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama ditugaskan melakukan penyisiran di pinggir pantai dari Pantai Santolo ke arah barat sampai Muara Rancabuaya dengan luas area pencarian 4 kilometer.
“Sedangkan kelompok kedua melakukan penyisiran dari pantai Muara Mandalakasih mengarah ke arah timur hingga Muara Karyasari sejauh 5 kilometer,” ucapnya.
Nuruddin menyebutkan, hingga saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan. Jika hingga pukul 17.00 WIB korban masih belum juga ditemukan, pencarian akan dihentikan sementara dan dilanjutkan esok hari pukul 07.00 WIB.
Ketua Rukun Nelayan Santolo, Pudin Marjoko, menyebutkan, dua nelayan yang diketahui bernama Ara (55) dan Ois (52) itu berangkat ke laut pada Minggu (11/10) malam dari Muara Cilauteureun, Kecamatan Cikelet.
Seharusnya, ujar Pudin, kedua nelayan tersebut sudah pulang pada Senin (12/10/2020) pagi seperti nelayan lainnya. Namun hingga saat ini, keduanya masih juga belum pulang.
“Sempat ketemu waktu di laut, tapi waktu di pantai tidak ada,” katanya.***
Editor: denkur