Edukasi Kebencanaan Bisa Kurangi Dampak Bencana Alam

Minggu, 10 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi

Memiliki pemahaman akan kebencanaan dinilai bisa meminimalisir adanya korban bencana atau zero victim. Tak hanya pemerintah tapi seluruh unsur masyarakat juga harus memiliki pengetahuan dalam menghadapi bencana, terutama yang berada di wilayah rawan bencana seperti beberapa daerah di Kabupaten Bandung.


DARA – Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi mengatakan, tahun 2021 diawali dengan masa musim hujan, kemudian pandemi Covid-19 yang masih belum melanda, ditambah dengan fenomena iklim La Nina.

Kondisi Kabupaten Bandung yang memiliki indeks kebencanaan yang tinggi perlu adanya antisipasi dan kewaspadaan. Kondisi tersebut, kata Fahmi merupakan sebuah takdir dan juga tantangan.

“Tantangannya adalah bagaimana dari hari ke hari kita menghadapi fenomena ini. Maka, yang perlu kita lakukan adalah melakukan langkah-langkah kuratif dan preventif,” ujar Fahmi melalui sambungan telepon, Minggu (10/1/2021).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan, langkah preventif adalah melakukan sosiasialisasi, memberikan Informasi mengenai kesiapsiagaan bencana.

Selanjutnya, langkah kuratif terdiri dari melakukan monitoring terhadap aliran sungai, melakukan gerakan susur sungai bersama dengan masyarakat, melakukan mitigasi secara sporadis, menyiapkan sistem informasi terpadu beserta Sumber Daya Manusia (SDM) nya.

“Mengantisipasi adanya gangguan dalam pasokan pangan, termasuk infrastruktur seperti kolam retensi, waduk-waduk penampungan air. Tanggung jawab menangani bencana alam, bukan hanya kepada pemerintah, tapi juga ada swasta, media, akademisi dan juga masyarakat,” tutur Fahmi.

Upaya penanganan bencana juga harus melihat kondisi saat ini, yang tengah ada pandemi Covid 19. Sebagai contoh di tempat pengungsian bencana, harus disesuaikan dengan menerapkan protokol kesehatan agar bisa mencegah penyebaran Covid 19.

Menurut Fahmi, masyarakat harus diikutsertakan dalam kegiatan proses mitigasi bencana. Dirinya mengapresiasi program BMKG yaitu pekan pengurangan resiko bencana.

Kemudian masyarakat juga bisa dilibatkan kegiatan yang bisa mengurangi resiko bencana, seperti penghijauan, kerja bakti, membersihkan aliran sungai, hingga sosialisasi tentang kegawat daruratan.

“Termasuk dari sisi pemerintah, segera membuat regulasi dibidang pertanian, perikanan, perkebunan, lingkungan. La Nina dan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan lahan pertanian terancam banjir dan gagal panen,” ujarnya.

Supaya masyarakat tetap produktif, lanjut Fahmi, maka pemerintah harus menyediakan semacam asuransi tani. Kemudian juga mengoptimalkan pompa-pompa, menyiapkan benih yang tahan air, early warning system yang harus disiapkan, serta melakukan pemetaan rawan banjir atau bencana.

Fahmi juga mendorong adanya kegiatan sekolah iklim, yang tidak hanya berbicara tentang penanganan kedaruratan kebencanaan, tapi juga bisa memahami iklim yang terjadi. Harapannya, masyarakat dapat lebih mengetahui waktu tanam yang cocok dan tepat.

“Banyak terjadi dimana hasil panen itu harganya anjlok, salah satu faktornya adalah karena tidak mempertimbangkan iklim yang terjadi. Kalau hanya mengandalkan musim tanam yang berlaku secara turun temurun, mungkin saja akan kesulitan. Karena sekarang dunia sedang menghadapi ketidakteraturan dalam musim atau cuaca,” ujarnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Sampurasun Baraya Garut! Bersiap Seru Seruan Bareng Ruben Onsu Hingga Kotak di Dahsyatnya Weekend Garut
Objek Wisata di Pacira Banyak Tak Berizin, Bupati Bandung Ancam Membongkar
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Siap Memperjuangkan Nasib Para Guru Honorer
Ribuan Guru di Kabupaten Sukabumi Ancam Duduki Gedung Dewan, Ini Tuntutannya
Gedung Dewan Belum Berpenghuni, Satu Lagi Pembangunan di Bandung Barat yang Mangkrak
Apa Perbedaan PPDB dengan SMPB? Simak Nih, Penjelasan Mendiknas Abdul Mu’ti
Resmi, PPDB Diganti Jadi SPMB
Pertamina Tepis Isu, Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 31 Januari 2025 - 09:17 WIB

Sampurasun Baraya Garut! Bersiap Seru Seruan Bareng Ruben Onsu Hingga Kotak di Dahsyatnya Weekend Garut

Kamis, 30 Januari 2025 - 21:29 WIB

Objek Wisata di Pacira Banyak Tak Berizin, Bupati Bandung Ancam Membongkar

Kamis, 30 Januari 2025 - 20:15 WIB

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Siap Memperjuangkan Nasib Para Guru Honorer

Kamis, 30 Januari 2025 - 19:55 WIB

Ribuan Guru di Kabupaten Sukabumi Ancam Duduki Gedung Dewan, Ini Tuntutannya

Kamis, 30 Januari 2025 - 18:32 WIB

Gedung Dewan Belum Berpenghuni, Satu Lagi Pembangunan di Bandung Barat yang Mangkrak

Berita Terbaru