Pemerintah dalam APBN 2021 beserta sejumlah lembaga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar di level 4 hingga 6 persen.
DARA – Meski demikian potensi pertumbuhan ini masih berisiko tertarik kebawah akibat risiko dari pandemi yang terus mengalami kenaikan, bahkan melebihi 1 juta kasus.
Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly menilai ada dua kunci kebijakan yang bisa berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun ini, yaitu program vaksinasi dan efektivitas kebijakan ekonomi pemerintah.
Menurutnya, pemulihan ekonomi akan bergantung pada keberhasilan kedua aspek tersebut.
“Selain keberhasilan vaksinasi yang akan menyasar pada 70 persen penduduk, pemerintah harus mengubah cara kerja dalam penanganan pandemi agar ekonomi bisa segera pulih,” ujar Junaidi dalam rilis yang diterima di Jakarta. Rabu, (27/1/2021)
Dalam menjaga daya tahan ekonomi di tengah pandemi, lanjut Junaidi, Pemerintah diminta untuk meningkatkan efektivitas kebijakan ekonominya dengan mendongkrak faktor permintaan yang sangat krusial khususnya demand untuk konsumsi baik rumah tangga, pemerintah maupun untuk kebutuhan investasi berbagai sektor ekonomi.
Ia mengatakan peran belanja APBN, belanja PEN, belanja BUMN, serta penyaluran kredit dan pembiayaan dari perbankan sangat penting untuk dipacu.
Selain itu, Legislator Fraksi PKS ini menilai ada kejanggalan dalam postur APBN 2021 yang menempatkan sektor kesehatan sebagai prioritas keempat setelah infrastruktur, perlindungan sosial dan pendidikan.
Pagu anggaran untuk infrastruktur sebesar Rp 417,4 triliun sementara pagu sektor kesehatan hanya 169,7 triliun. Mestinya anggaran kesehatan menjadi perhatian dan isu utama karena resesi ekonomi tahun lalu diakibatkan masalah kesehatan.
“Dalam situasi ini pemerintah menunjukkan sense of crisis yang rendah, bahkan anggaran kesehatan tidak ada separuhnya dari anggaran infrastruktur,” kata Junaidi.
Terkait keberlanjutan Program Ekonomi Nasional (PEN) 2021, Politisi dari Dapil Lampung II ini menegaskan bahwa PEN 2021 hendaknya direalisasikan secara cepat dan tepat sasaran.
Lambatnya ekseskusi dan realisasi menjadi catatan penting pada PEN 2020 yang harus segera diatasi.***
Editor: denkur