DARA | JAKARTA – Target penerimaan bea keluar tahun ini pesimis akan tercapai. Salah satu tantangannya, kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, menurunnya ekspor konsentrat tembaga PTFreeport Indonesia..
“Kami kemungkinan hanya akan dapat (bea keluar) separuh, 50 persen lebih sedikit (dari target). Artinya, tidak akan sampai 100 persen,” ujarnya di Gedung DPR, Senin (24/6/2019).
Dikutip dari CNNIndonesia, per Mei 2019, realisasi bea keluar baru Rp1,57 triliun atau 37,2 persen dari target Rp4,22 triliun. Jika dibandingkan tahun lalu, Rp2,79 triliun, realisasi tersebut rontok 43,7 persen.
Tahun ini, rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga Freeport hanya sebesar 198.282 wet ton atau anjlok 84 persen dari rekomendasi tahun lalu yang mencapai 1.247.866 wet ton.
Penurunan rekomendasi ekspor itu seiring merosotnya target produksi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari sekitar 2,1 juta wet ton pada 2018 menjadi 1,2 juta wet ton akibat peralihan aktivitas operasional dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah (underground).
Selain Freeport, penurunan ekspor juga terjadi akibat penurunan ekspor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Pemasukan dari tembaga Freeport dan Amman menopang sekitar 80 persen dari penerimaan bea keluar.
Untuk menutup berkurangnya penerimaan bea keluar dan bea masuk, Heru akan berusaha meningkatkan penerimaan dari pos lain. Misalnya, dari sisi cukai, DJBC akan meningkatkan aktivitas pengejaran rokok ilegal.***
Editor: denkur
Sumber: CNNIndonesia