Empat desa di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menjadi daerah rawan bencana hidrometeorologi bersamaan tingginya intensitas curah hujan akhir-akhir ini. Beberapa kali di wilayah tersebut terjadi bencana akibat cuaca ekstrem.
DARA | CIANJUR – Camat Cibeber, Ali Akbar, menyebutkan berdasarkan hasil pendataan di lapangan dan laporan dari setiap kepala desa, sedikitnya terdapat empat desa yang rawan berpotensi bencana hidrometeorologi, diantaranya Desa Karangnunggal, Girimulya, Salagedang, dan Cibokor.
“Seluruh kepala desa sudah kami instruksikan, terutama yang terpetakan rawan bencana hidrometeorologi, agar mendata dan mengimbau masyarakat waspada dengan berbagai potensi kebencanaan saat curah hujan tinggi saat ini,” kata Ali, kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).
Selain itu, jelas Ali, masyarakat juga diingatkan agar tidak menggarap lahan di kawasan hijau. Pasalnya, kata Ali, seperti terjadi di Desa Karangnunggal, terjadi praktik penggundulan lahan hijau sehingga bisa berpotensi mengakibatkan tanah longsor.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Perhutani sebagai pemegang kawasan lahan, agar lahan-lahan kritis akibat penggundulan bisa ditanami kembali dengan tanaman-tanaman keras,” jelasnya.
Koordinasi juga dilakukan dengan polsek setempat serta relawan tangguh bencana (Retana) di setiap desa. Minimalnya, masyarakat bisa mengetahui peringatan dini seandainya bakal terjadi bencana.
“Selama musim hujan sekarang, setidaknya ada 4-5 laporan kejadian bencana yang kami terima. Tapi paling parah itu saat terjadi angin puting beliung. Beberapa rumah warga dilaporkan rusak tertimpa pohon tumbang,” ujarnya.
Ali juga sudah memantau kondisi di lapangan kaitan kondisi pohon yang rawan tumbang di jalur-jalur protokol. Pendataan itu langsung dilaporkan ke perangkat dinas teknis agar segera dilakukan pemangkasan karena berpotensi membahayakan pengguna jalan.
“Di Kecamatan Cibeber, potensi bencana yang sering terjadi itu tanah longsor dan pergerakan tanah. Kita punya historis, beberapa kali kejadian tanah longsor dan pergerakan tanah di antaranya berada di Desa Girimulya, Karangnunggal, serta Kanoman,” ujarnya.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Mokhammad Irfan Sofyan, mengatakan terus memaksimalkan peran dan fungsi Retana di semua wilayah. Sebagai garda terdepan, keberadaan Retana diharapkan bisa melakukan penanganan pertama saat terjadi bencana.
“Kami memiliki hampir 1.800-an Retana di 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan. Mereka sudah dibekali dengan materi penanganan kebencanaan. Mereka andalan kami saat terjadi bencana karena personel BPBD sendiri cukup terbatas,” kata Irfan.***
Editor: denkur