Ada empat hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi makanan, yaitu apa sumbernya, bagaimana penyajiannya, kapan waktu makannya, dan berapa banyak yang harus dimakan.
DARA – Demikian kata pegiat kesehatan yang juga mantan atlet binaraga, Ade Rai saat menjadi salah satu sumber program Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Jumat 4 Maret 2022.
Ade menyarankan kepada masyarakat agar mengatur pola makan dengan melakukan puasa, yaitu dengan membatasi waktu harus makan dan berhenti makan.
“Tidak seperti puasa saat bulan Ramadan. Puasa yang dimaksud adalah dari malam ke pagi atau malam ke siang. Jadi makan terakhir jam 8 atau 9 malam. Lalu baru makan lagi jam 8 atau jam 9 pagi. Kalau bisa kita mau langsung ke makan siang, itu lebih bagus lagi,” ujar Ade Rai, seperti dikutip dari laman resmi bandung.go.id, Minggu (6/3/2022).
Menurutnya, dengan membatasi jumlah makanan yang masuk, maka tubuh secara otomatis akan menggunakan cadangan lemak sebagai tenaga, karena lemak adalah sumber cadangan energi yang tertimbun di badan.
“Pada saat perut kita kosong, maka lemak itu yang nantinya akan keluar. Tapi karena kita ada makanan di dalam lemak, kemudian itu akan terus tertimbun,” kata Ade Rai.
Ade juga mengimbau kepada warga Kota Bandung untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan mulai memperbanyak konsumsi makanan mengandung protein dan lemak alami.
Termasuk memulai olahraga yang sederhana dengan melakukan aktifitas pengencangan otot rangka.
“Dengan olahraga pengencangan otot rangka, menjadi investasi bagi tulang kita di masa tua nanti agar tidak mudah keropos, dan dimulai dengan mengkonsumsi makanan alami. Contohnya makanan khas Sunda, yang didalamnya terkandung banyak sekali sayur-sayuran,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Dr. Prama Aditya, menerangkan, faktor utama yang sering terabaikan oleh masyarakat untuk menjaga imun adalah tidur yang cukup dan berkualitas.
“Hal yang paling utama menjadi prioritas dengan tidur 8 jam di jam 9-10 malam. Jika sering begadang, menyebabkan produksi hormon melatonin dan Growth Hormone dapat terganggu,” jelas Pratama.
Ia menjelaskan, melatonin memiliki efek antioksidan yang kuat dan dapat menurunkan peradangan dalam tubuh, serta membantu menguatkan imun tubuh.
“Growth Hormone sangat berguna untuk meregenerasi semua sel tubuh manusia, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan manusia yang sehat, termasuk otak, hormon ini di produksi secara alami dalam 2 kondisi, yaitu tidur nyenyak, dan IF,” imbuhnya.
Pratama menyarankan warga Kota Bandung, untuk melakukan Intermittent Fasting (IF), yaitu jenis diet yang berorientasi pada waktu. Yaitu saat orang yang berpuasa memberi jarak panjang antara waktu makan terakhir hingga waktu makan pertama di hari berikutnya. Namun dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi air mineral.
“Manfaat IF untuk menurunkan insulin agar resistensi insulin bisa sembuh, serta meningkatkan kekebalan tubuh, dengan tetap menjaga asupan makanan yang masuk dalam tubuh, olahan makanannya juga harus sehat,” tuturnya.
Pada program Bandung Menjawab kali ini juga dihadiri Plt Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Sependapat dengan Ade Rai, Yana juga mengimbau warga Kota Bandung agar tetap waspada, mematuhi protokol kesehatan, serta menerapkan pola hidup sehat di tengah tingginya kecepatan penyebaran Covid-19 varian baru.
“Perkembangan Covid-19 di Kota Bandung terus meningkat, penambahan kasus diatas 1300 per hari, positivity rate masih tinggi,” ujar Yana.
Yana menjelaskan, tingkat keterisian tempat tidur seluruh rumah sakit di Kota Bandung, dari 1981 tempat tidur yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Bandung di 30 rumah sakit rujukin, 54 persen terisi oleh pasien covid-19. (asy)
Editor: denkur | Sumber: bandung.go.id