Peran anak muda dalam memerangi paham radikal dan ektsrem sangat diperlukan di era digital ini. Bisa dilakukan dengan membuat narasi yang dibalut dengan konten yang kreatif dan menarik.
DARA | Demikian dikatakan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi saat menggelar bedah buku karyanya yang berjudul “Kontestasi Ideologi Politik: Gerakan Islam Indonesia di Ruang Publik Digital” di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Anak muda, lanjut Wamenag, perlu membuat konten positif yang berbentuk digital serta dibuat sekreatif mungkin untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama. Hal itu dilakukan untuk mengkontranarasikan paham-paham radikal yang selama ini sudah menguasai ruang publik digital.
“Karena itu saya rasa sangat penting bagi anak muda untuk memperbanyak dan mengembangkan literasi digital guna mengimbangi konten-konten radikal yang sudah tersebar,” ujar Zainut Tauhid seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat (11/11/2022).
Penguasaan ruang publik digital dengan konten-konten positif, menurutnya, sangat penting. Sebab, saat ini ruang publik digital didominasi oleh anak muda dari Gen Z yang setiap harinya tidak bisa lepas dari gadget.
Tak hanya itu, menurut Penelitian PPIM UIN Jakarta, masyarakat kelas menengah muslim perkotaan juga menguasai ruang publik digital dengan cenderung memperhatikan konten dari kalangan radikal.
“Di ruang digital cenderung memperoleh perhatian dikalangan kelas menengah muslim perkotaan yang sedang dilanda gelombang titik balik agama, ” tutur Zainut,
Ia pun menilai saat ini banyak anak muda yang justru seringkali reaktif saat menemukan narasi-narasi radikal di dunia digital, hal tersebut menurutnya kurang tepat karena dibanding menyalurkan emosi dalam bentuk cacian atau makian lebih baik disalurkan dalam bentuk kratifitas.
Editor: denkur