OLEH:Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
Melihat judul lagu yang dibawakan oleh salah satu “legendary” ini, disamping: Everly Brothers, The Beatles, Bee Gees, saya teringat Kota Pale. Teringat saat Semenanjung Balkan membara (1991-1993). Terbawa arus berakhirnya Perang Dingin (Cold War). Di mana, semua negara bagian yang digabung “paksa” sebagai satelitnya Uni Soviet (baca: Yugoslavia), meminta merdeka.
Ketika Pasukan Serbia Bosnia pimpinan Radovan Karadzic-Ratco Mladic, yang bermarkas di Kota Pale, bertempur dengan Pasukan Bosnia di Sarajevo. Negeri ini hancur lebur. Serbia Bosnia di Kota Pale, ingin mencegah permintaan merdeka rakyat Bosnia. Radovan Karadzic dan Ratco Mladic menginginkan Bosnia tetap tergabung dengan Serbia pimpinan Slobodan Milosevic, dalam Federasi Yugoslavia.
Namun, saya katakan, tak ada makna sama antara Pale, di Bosnia, dengan kata “Pale” yang dinyanyikan oleh Group Band “Procol Harum”. Judul lagu ini juga aneh. Tapi, asyik dan indah.
“A Whiter Shade of Pale”, hits yang dibawakan kelompok musik yang juga dari Inggris, Procol Harum, terasa seperti tengah berjalan di musim semi (winter) di Glasgow (Skotlandia). Saya ingin mengatakan, Inggris Raya (Great Brittain/UK), adalah pusat ‘peradaban’ musik POP dunia. Inggris-lah, lewat The Beatles, Everly Brothers, Bee Gees, dan kemudian di susul oleh “Procol Harum”, sebagai “pilot”, atau perintis musik dunia.
Suara vokal Gary Brooker yang melankolis, dipadukan dengan permainan ‘organ’ Matthew Fisher, terasa menerbangkan ‘romansa’ remaja menjelang akhir 60-an.
Nama “Procol Harum” sendiri, tak banyak dikenal oleh publik Indonesia. Terkecuali, kita yang berusia di atas 50-an, pernah mendengar lagu ini. Judul “A Whiter Shade of Pale”, saya cari di literatur, tak bertemu. Mungkin, kalau boleh diterjemahkan secara ‘idiom’, bisa saja lagu “A Whiter Shade of Pale”, diartikan sebagai: “Warna Pucat yang Lebih Putih”.
Jujur, memang agak bingung untuk memberi arti yang pasti. Tapi, sudahlah. Saya sendiri melihat nama Group Band “Procol Harum”, juga tadinya terheran-heran. Umumnya, nama-nama berbau Inggris itu, sangat ketara: Beatles, Bee Gees, Everly Brothers, dan Westlife.
A Whiter Shade of Pale”, pada lirik pertamanya, menyiratkan pada tarian ‘fandango’, terlantun seperti cahaya yang fantastis. Satu idiom terkenal yang berkaitan dengan tarian Spanyol dan Portugis, ‘fandango’. Sang Penari sedang berada di ruang dansa bersama kekasihnya, lalu melakukan hubungan yang “lebih jauh” lagi.
Suara Garry Brooker dan permainan ‘keyboard’ Mathew, bersama “Procol Harum”, merilis “A Whiter Shade of Pale” tahun 1967, sangat disukai publik. Dan fantastis, terjual hingga 10 juta ‘copy’. Sukses berdua Brooker dan Matthew Fisher, yang merupakan penulisnya, adalah sukses keseluruhan anggota Group.
Secara ‘semantik’, terjemahan judul lagu ini, mengandung keunikan. Bahkan nama group “Procol Harum” pun, sempat dipertanyakan para penggemarnya. Tersebutlah, nama seekor Kucing Burma (Myanmar), milik sahabat Group ini, Liz Coombes. Nama Kucing lucu itu kemudian diadopsi sebagai nama group “Procol Harum” oleh: Garry Brooker, Ray Royer, David Knight, Keith Reid, dan Mathew Fisher.