“Olahraga bersepeda itu yang paling dianjurkan oleh WHO karena dengan bersepeda kita bisa menjaga jarak (social distancing), terus bisa mengurangi polusi udara, dan yang paling penting, biasanya dengan bersepeda orang-orang akan lebih ceria, lebih tenang jiwanya makanya bisa meningkatkan imun,” kata Marlan.
DARA | BANDUNG – Seolah menjadi tren baru, di masa pandemi Covid-19 ini tiba-tiba masyarakat pengguna sepeda meningkat tajam. Aktivitas bersepeda dilakukan oleh mereka hampir setiap hari terutama pada akhir pekan. Jalanan pun menjadi ramai dengan kehadiran mereka.
Ketua Komite Sepeda Indonesia (KSI) Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, fenomena meningkatnya pengguna sepeda itu merupakan hal yang wajar, karena pada masa pandemi ini masyarakat tentu ingin melakukan olahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh dan bersepeda merupakan salah satu olahraga yang tepat karena sesuai dengan anjuran WHO.
“Olahraga bersepeda itu yang paling dianjurkan oleh WHO karena dengan bersepeda kita bisa menjaga jarak (social distancing), terus bisa mengurangi polusi udara, dan yang paling penting, biasanya dengan bersepeda orang-orang akan lebih ceria, lebih tenang jiwanya makanya bisa meningkatkan imun,” kata Marlan di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (2/8/2020).
Di saat pandemi ini, lanjut Marlan, kebetulan banyak aktivitas yang libur seperti sekolah, kuliah, dan beberapa pekerjaan juga ada yang di hentikan sementara sehingga tiba-tiba banyak orang memilih olahraga yang bisa bersenang-senang dan dilakukan diluar ruangan dengan jarak jauh yaitu dengan bersepeda.
“Membludaknya pengguna sepeda terutama pada saat weekend justru membuat saya pribadi khawatir, mereka malah kurang memperhatikan protokol kesehatan, makanya saya menghimbau kepada mereka agar selalu memakai masker, jangan bergerombol,” lanjutnya.
Marlan mengakui bahwa di Kabupaten Bandung, rambu lalu lintas dan marka jalur khusus pesepeda memang masih kurang dan hal lain yang harus menjadi perhatian adalah kurangnya pengetahuan pengguna sepeda tentang aturan lalu lintas, kadang mereka main serobot jalur dan berbaur dengan pengguna jalan lain seperti motor dan mobil.
Ia menjelaskan walaupun sedang bersepeda, masyarakat hendaknya selalu menaati peraturan lalu lintas dan mereka juga harus tahu bahwa pengguna sepeda bisa berbagi jalur dengan pejalan kaki di trotoar.
“Itu di Peraturan Pemerintah ada bahwa trotoar biasa digunakan oleh pengguna sepeda, namun masyarakat banyak yang tidak tahu malah menganggap itu pelanggaran padahal bukan, ini memang perlu disosialisasikan ke masyarakat,” jelasnya.
Marlan berharap fenomena bersepeda ini bukan hanya terjadi di masa pandemi, karena dengan banyaknya masyarakat yang mau menggunakan sepeda artinya bisa mengurangi polusi udara dan juga kemacetan sehingga lingkungan akan lebih sehat. Selain itu, pemerintah juga sudah saatnya lebih memperhatikan para pengguna sepeda.
“Sebaiknya Dinas Perhubungan bekerjasama dengan Kepolisian untuk melakukan sosialisasi kepada pengguna sepeda tentang peraturan lalu lintas dan juga safety riding-nya supaya mereka merasa aman dan nyaman menggunakan sepeda untuk alat transportasi,” pungkas Marlan.***
Editor: Muhammad Zein