Film genre politik terbaru yang dibintangi Lee Byung-hun, The Man Standing Next akhirnya tayang di Indonesia. Sejatinya, film politik thriller ini merupakan adaptasi dari kisah pembunuhan Jenderal Park Chung-hee pada 1979. Berikut sinopsis lengkap The Man Standing Next.
DARA| JAKARTA- The Man Standing Next bermula ketika Korea sepenuhnya dikontrol oleh Presiden Park (Lee Sung-min) pada tahun 1970-an. Presiden Park adalah otak sekaligus pemegang kendali penuh atas Badan Intelijen Korea (KCIA). Hal itu membuat Kepala Badan Intelijen Korea (KCIA) Kim Gyu-pyeong (Lee Byung-hun) berada di posisi kedua tertinggi kepemimpinan Korea.
Ketegangan politik yang meningkat menyebabkan Kim Gyu-pyeong membunuh Presiden Park. Namun, 40 hari sebelum pembunuhan itu terjadi, tepatnya di tengah situasi kritis yang terjadi di tingkat pemimpin, Park Yong-gak (Kwak Do-won) memberikan kesaksian penting dalam persidangan di Amerika Serikat.
Park Yong-gak merupakan mantan Kepala KCIA yang benar-benar mengetahui seluruh rahasia negara dan operasi militer Korea. Suatu saat, ia diasingkan lembaganya ke Amerika Serikat, tempat penyelidikan ‘Koreagate’ sedang berlangsung.
Dalam persidangan, Park Yong-gak bersaksi mengenai hal-hal melawan Korea Selatan. Kesaksian tersebut membuat Kim Gyu-pyeong dan Kwang Sang-cheon (Lee Hee-joon) menyusun rencana untuk mencegah hal itu terjadi.
The Man Standing Next diadaptasi dari novel non-fiksi bertajuk Chief of Namsan (남산의 부장들/ Namsanui Bujangdeul) karya Kim Choong-sik. Tulisan itu tayang di koran Dong-A Ilbo Korea pada 1990-1992, menceritakan kisah nyata dari Kepala KCIA Kim Hyong-uk dan kepergiannya.
Kisah politik bukan hal baru bagi Lee Byung-hun. Ia membintangi sejumlah drama dan film bertemakan politik seperti Ashfall, Joint Security Area, Inside Men, dan Mr. Sunshine. Serupa, Kwak Do-won juga kerap membintangi film populer di Korea seperti Mother, The Yellow Sea, Tazza: Hidden Card, The Wailing, dan Asura: The City of Madness.
Editor : Maji