DARA| BANDUNG – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Maruf Amin dipinta meminta maaf kepada kaum difabel terkait pernyataannya soal orang “buta” dan “budek”, tempo hari. Anjuran itu setidaknya disampaikan
Forum disabilitas Jawa Barat yang tergabung dalam Forum Tunanetra Menggugat (FTM).
“Disengaja atau tidak, Pak KH Ma’ruf Amin harus memohon maaf,” kata perwakilan forum tersebut Yudi Yusfar di Kantor Sekretariat Ikatan Alumni Wyata Guna (IAWG) Bandung, Senin (12/11/2018).
Yudi, Ketua Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) mengatakan, pihaknya memberi tenggak waktu selama 10 hari untuk cawapres Ma’ruf Amin meminta maaf. Jika tidak, pihaknya akan bertindak lebih jauh lagi.
“Paling tidak yang bersangkutan meminta maaf dalam waktu 10 hari sejak pernyataan pers ini disampaikan. Jika tidak ada permintaan maaf, kami akan bertindak lebih signifikan,” tegasnya.
Sebelumnya, seperti dirilis galamedia.com, juru bicara Forum Tunanetra Menggugat, Suhendar mengatakan, pernyataan Ma’ruf yang menyebutkan orang-orang yang kerap mengkritik kinerja Presiden Joko Widodo, dengan mengibaratkan hanya orang ‘budek’ dan ‘buta’ saja mengkritik perkembangan pembangunan yang dikerjakan Jokowi, telah mencederai perjuangan kaum disabilitas melawan stigma.
“Bagi kami, pernyataan KH Ma’ruf Amin sangat memprihatinkan ketika kita sedang berjuang melawan stigma justru menjadi objek. Ini juga sangat ironis ketika kita berjuang melawan stigma, justru ada yang mencoba menenggelamkan kita dalam posisi negatif,” kata Suhendar.
Suhendar mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan pernyataan politik Ma’ruf justru menyudutkan kaum disabilitas terutama tunanetra dan tunarungu.
“Kalaupun kemudian ada penjelasan dari beliau bahwa diksi yang dipakai itu konotatif, tidak dalam buta dan tuli yang sebenarnya, saya berharap kegiatan berpolitik juga dilaksanakan tanpa harus menyudutkan kelompok atau individu,” ujarnya.***
Editor: denkur