Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Garut tercermin dari banyaknya jumlah warga yang menempati rumah tidak layak huni. Pihak pemkab menargetkan membangun 15 ribu rutilahu selama lima tahun ke depan.
DARA | GARUT – Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Garut, Oih Khidam, mengatakan, sedikitnya ada 36 ribu rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kabupaten Garut yang belum tersentuh bantuan.
“Kami ditarget untuk menyelesaikan rutilahu pertahunnya sebanyak 3000 ribu unit, sehingga untuk proyeksi lima tahun kedepan maka harus selesai sekitar 15 ribu unit rutilahu,” ujarnya, Jumat (11/12/2020).
Menurut Oih, di tahun 2020 ini sudah teralokasikan beberapa kegiatan bantuan rutilahu, baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten.
Ia menyebut, bantuan rutilahu dari bupati sebanyak 10 ribu unit lebih dengan total dana lebih dari Rp10 miliar sudah mulai disalurkan.
Sementara itu, lanjut Oih, bantuan rutilahu dari Pemprov Jabar sebanyak 780 unit, lalu dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat sebanyak 153 unit, dan dari Dinas Perkim sebanyak 97 unit.
“Sehingga total anggaran untuk rutilahu tersebut sebesar 96 miliar rupiah untuk total keseluruhan 5.900 unit rutilahu,” ujarnya.
Oih menuturkan, per unitnya warga akan mendapatkan bantuan rutilahu sebesar Rp17,5 juta, dengan rincian Rp15 juta untuk material dan Rp2,5 juta untuk upah yang dikerjakan secara swadaya.
“Untuk mendapatkan bantuan rutilahu, sesuai prosedur warga terlebih dahulu harus mengajukan proposal yang telah disetujui oleh pemerintahan setempat, dari mulai RT/RW hingga desa atau kelurahan dengan menyertakan kondisi rumah tidak layak huni,” katanya.***
Editor: denkur