Tahun ini GBPG temanya sesuai dengan Hari Jadi Garut (HJG) ke-209, yakni “Garut Waluya Manjing Digjaya”, yang selaras dengan semangat menyongsong masa depan yang gemilang.
DARA- Setelah hampir dua tahun terakhir tak digelar akibat merebaknya wabah Covid-19, Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) kembali dihelat dan akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2022 di Lapangan Otto Iskandar Di Nata, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Budi Gan Gan Gumilar, mengatakan, Gebyar Pesona Budaya Garut ini adalah kegiatan festival, kegiatan budaya yang sudah dilaksanakan selama hampir 20 tahun.
“Karena kemarin terpotong oleh covid 2 tahun akhirnya kita bisa melaksanakan kembali jadi sekarang itu yang ke-18,” ujarnya, Jumat (3/6/2022).
Menurut Rudy, tahun ini GBPG temanya sesuai dengan Hari Jadi Garut (HJG) ke-209, yakni “Garut Waluya Manjing Digjaya”, yang selaras dengan semangat menyongsong masa depan yang gemilang.
Budi menyebutkan, gebyar budaya ke-18 ini berkonsep seperti festival, dengan sasarannya adalah terjadinya spending money, karena dalam kegiatan tersebut disediakan juga tenda untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menenangah (UMKM) yang ada di Kabupaten Garut.
Budi menuturkan, salah satunya yang menjadi indikatornya itu adalah berapa jumlah pelaku usaha yang terlibat di dalam kegiatan festival ini. Kemudian yang kedua berapa target jumlah pengunjung yang akan datang dalam kegiatan ini.
“Dan yang ketiga adalah berapa spending money yang beredar pada saat festival ini berjalan, itu yang menjadi target kita,” ucapnya.
Guna menyukseskan acara ini, lanjut Budi, pihaknya juga melibatkan pihak lain, salah satunya adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, karena menurutnya gebyar pesona budaya ini merupakan kegiatan milik semua pihak.
“Walaupun pada intinya kita tidak bisa semuanya terlibat, karena dengan keterbatasan anggaran, keterbatasan waktu, dan sebagainya, jadi mudah-mudahan di tahun 2023 kita bisa besar lagi seperti tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Dalam acara yang biasanya menjadi agenda tahunan Disparbud Garut ini, diungkapkan Budi, akan ada beberapa penampilan yang tersaji, mulai dari pergelaran tari kreasi hingga prosesi seni budaya “Garut Waluya Manjing Digjaya” yang melibatkan 100 penari dari siswa dan mahasiswa yang ada di Kabupaten Garut.
Ia juga menegaskan, meski pelaksanaan kegiatan GPBG ini digelar di tengah-tengah pelonggaran protokol kesehatan dan Kabupaten Garut berada dalam Level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, namun pihaknya tetap akan menerapkan prokes yang ketat, dan mewajibkan setiap masyarakat yang datang untuk menggunakan masker.
“Kami akan usahakan nanti penonton itu yang datang itu mereka itu wajib bermasker. Kami akan minta bantuan ke dinas kesehatan untuk meminta masker. Nanti pada saat acara itu dimulai kalau orang yang tidak bawa masker kami akan operasi dan mereka supaya pakai masker, itu menjadi salah satu kenapa karena protokol kesehatan itu betapa pentingnya untuk menjaga keamanan kita bersama,” ucapnya.
Budi berharap, melalui kegiatan ini bisa menjadi momentum kebangkitan kebudayaan dan ekonomi di Kabupaten Garut, yang selama dua tahun terakhir cukup terpuruk akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda kota berjuluk Swiss Van Java ini. Ia juga mengajak seluruh masyarakat dan wisatawan untuk datang menyaksikan perhelatan festival tahunan ini.
“Pada kesempatan ini, saya selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Garut dimana nanti tanggal 4 Juni 2022 jam 20.00 kami akan menyelenggarakan Festival Gebyar Pesona Budaya Garut, kami mengajak seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Garut dan juga para wisatawan yuk kita nikmati acara festival ini,” katanya.
Editor: Maji