Gedung Sate Ditutup Sementara, Ada Apa Ya?

Kamis, 30 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung Sate (Foto: museumgedungsate)

Gedung Sate (Foto: museumgedungsate)

Gedung Sate ditutup hingga 14 Agustus 2020. Itu dilakukan setelah disinyalir ada sejumlah aparatur sipil negara di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang terpapar Covid-19.


DARA | BANDUNG – Penutupan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 800/117/UM tentang Penyesuaian Sistem Kerja bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan surat tersebut, baik masjid, command center, kantin, museum, dan area publik Gedung Sate alami penutupan sementara. Bahkan, pegawai dititahkan bekerja dari rumah (work from home) selama penutupan tersebut.

Menanggapi itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, timnya akan melakukan pemetaan, penelusuran, dan pemberlakuan tes bagi masyarakat Kota Bandung yang berada di wilayah sekitar Gedung Sate.

Meski penularan terjadi di lingkungan Gedung Sate, antisipasi tetap diperlukan guna kenyamanan warga yang berada di tujuh RW.

“Jujur saja, saya baru tahu Gedung Sate ditutup karena adanya kasus baru di sana. Tapi tim kami nanti bersama aparat kewilayahan pasti akan melakukan traking, tracing, dan testing kepada masyarakat di Kelurahan Citarum Kecamatan Bandung Wetan. Kami akan bergerak cepat sebagai upaya menenangkan psikologis masyarakat di sana,” ujar Ema, di Gedung DPRD Kota Bandung. Kamis (30/7/2020).

Ema belum bisa memastikan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) diterapkan di wilayah tersebut, bila nantinya dari esklasi pemeriksaan ditemukan adanya penularan kluster kepada masyarakat sekitar, seperti halnya di Kecamatan Cidadap.

“Untuk menutup Jalan Diponegoro dan ruas jalan di sekitarnya akan sulit dilakukan, karena arus lalu lintas kendaraan datang dan melintasi jalan itu. Beda halnya dengan saat terjadi kasus di Secapa AD, dimana aspek kontur geografis tidak terlalu sulit, kami hanya menutup akses di Jalan Panorama, Cisatu, dan Hegarmanah. Tapi, kalau Jalan Diponegoro sulit untuk menerapkan hal tersebut,” pungkas Ema.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Sampurasun Baraya Garut! Bersiap Seru Seruan Bareng Ruben Onsu Hingga Kotak di Dahsyatnya Weekend Garut
Objek Wisata di Pacira Banyak Tak Berizin, Bupati Bandung Ancam Membongkar
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Siap Memperjuangkan Nasib Para Guru Honorer
Ribuan Guru di Kabupaten Sukabumi Ancam Duduki Gedung Dewan, Ini Tuntutannya
Gedung Dewan Belum Berpenghuni, Satu Lagi Pembangunan di Bandung Barat yang Mangkrak
Apa Perbedaan PPDB dengan SMPB? Simak Nih, Penjelasan Mendiknas Abdul Mu’ti
Resmi, PPDB Diganti Jadi SPMB
Pertamina Tepis Isu, Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Januari 2025 - 09:17 WIB

Sampurasun Baraya Garut! Bersiap Seru Seruan Bareng Ruben Onsu Hingga Kotak di Dahsyatnya Weekend Garut

Kamis, 30 Januari 2025 - 21:29 WIB

Objek Wisata di Pacira Banyak Tak Berizin, Bupati Bandung Ancam Membongkar

Kamis, 30 Januari 2025 - 20:15 WIB

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Siap Memperjuangkan Nasib Para Guru Honorer

Kamis, 30 Januari 2025 - 19:55 WIB

Ribuan Guru di Kabupaten Sukabumi Ancam Duduki Gedung Dewan, Ini Tuntutannya

Kamis, 30 Januari 2025 - 18:32 WIB

Gedung Dewan Belum Berpenghuni, Satu Lagi Pembangunan di Bandung Barat yang Mangkrak

Berita Terbaru