Corona terus mewabah. Kaum buruh masih bekerja. Pihak Pemerintah Kabupaten Bandung perlu cari solusi agar kaum buruh merasa aman di tengah gempuran covid-19 ini.
DARA | BANDUNG – Bupati Bandung, Dadang Naser diminta segera memanggil Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), para ketua serikat buruh serta instansi terkait untuk duduk bersama mencari solusi terbaik bagi para buruh yang masih bekerja di tengah gejolak virus corona.
Begitu dikatakan Uben Yunara, Ketua PC Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SP TSK SPSI) Kabupaten Bandung saat diwawancara melalui telepon, Selasa (31/3/2020).
Uben juga mengatakan selama ini pihaknya berjuang sendiri melakukan negosiasi dengan sejumlah perusahaan di Kabupaten Bandung. “Kita berjuang sendiri negosiasi dengan perusahaan dan Alhamdulillah sudah banyak juga buruh yang dirumahkan ada yang dua minggu, ada juga yang sebulan, tapi upah mereka tetap dibayar. Namun, itu kan sifatnya parsial, tidak menyeluruh,” ujarnya.
Selama ini, kata Uben, pihaknya menunggu keputusan pemerintah sampai sejauh mana kebijakannya untuk para buruh. Ribuan nyawa ini harus diselamatkan.
Uben menuturkan melalui sambungan telepon, penyebaran virus corona sangat berbahaya dan tidak akan bisa diantisipasi dengan asal-asalan, sehingga mata rantainya harus benar-benar terputus.
“Sekarang yang mancing, yang hajat, arisan, pengajian, pokoknya yang mengumpulkan banyak massa kan tidak boleh. Tapi ribuan buruh setiap hari bergerombol di satu tempat, ‘toh belum ada kebijakan apapun yang betul-betul berpihak pada buruh, itulah yang kami perjuangkan,” jelasnya.
Bupati Bandung, kata Uben, memang sudah memberi imbauan kepada Tripartit terkait antisipasi penyebaran virus corona di lingkungan perusahaan. Namun, menurutnya itu tidaklah kuat. “Menurut saya kalau sekadar imbauan kan tidak terlalu kuat dan mengikat, beda kalau kita duduk bersama merumuskan dan membuat kesepakatan yang berpayung hukum. Jadi payung hukumnya bukan hanya dari bupati, tapi dari semua elemen yang melakukan kesepakatan,” lanjutnya.
Dengan kondisi saat ini, para pekerja berjuang keras untuk tetap masuk kerja. Ini harus diapresiasi pemerintah dan pengusaha. “Kami siap untuk tetap bekerja di tengah wabah corona. Apalagi hari ini banjir mengepung sebagian kawasan industri. Kami tidak pernah mengeluh karena memang kewajiban kami untuk bekerja. Namun, tolonglah harus ada kebijakan yang berpihak kepada kami, jangan sampai sudah terjadi semua panik dan lepas tanggungjawab,” ujarnya.***
Editor: denkur