Fantastis! Rp13 miliar digelontorkan guna menata sebuah kota kabupaten, terutama untuk rehabilitasi trotoar dan drainase. Selain itu, pepohonan peneduh jalan pun harus ditebang.
DARA | CIANJUR — Pemkab Cianjur, Jawa Barat menggelontorkan anggaran lebih kurang Rp13 miliar untuk menata dan merehabilitasi sejumlah trotoar.
Sejumlah ruas trotoar yang direhabilitasi tahun ini di Jalan Aria Cikondang, Jalan Siliwangi, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Jalan Siti Jenab, Jalan Oto Iskandardinata, Jalan KH Hasyim Ashari, dan sekitar Bundaran Tugu Lampu Gentur. Sementara rehabilitasi trotoar di luar wilayah di Cipanas, Sukanagara, dan Cibeber.
Meskipun anggaran yang digelontorkan pemkab sangat fantastis, pengerjaan proyek itu harus mengorbankan sejumlah fasilitas umum lainnya, seperti badan jalan dan penebangan sejumlah pohon di kanan kiri jalan.
Riana Mukti (35), seorang warga Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, kecewa atas penyempitan jalan yang digunakan untuk saluran air atau drainase. Meski demikian, ia mendukung upaya perbaikan sejumlah ruas trotoar itu.
“Penyempitan jalan yang dilakukan untuk perbaikan trotoar dan drainase ini memakan badan jalan, sehingga sejumlah ruas jalan menjadi sempit. Ditambah lagi material bekas galian yang dibiarkan berserakan ke badan jalan, sangat bahaya bagi pengendara,” katanya, kepada wartawan, Jum’at (27/9/2019).
Kepala Bidang Preservasi Jalan Dinas PUPR Kabupaten Cianjur, Didi Sunardi, mengungkapkan, penataan tersebut dilakukan karena kondisi sejumlah ruas trotoar tiadak optimal atau tak berfungsi sebagaimana mestinya. Karena itu pemerintah setempat mengalokasikan anggaran lebih kurang Rp13 miliar untuk menata dan merehabilitasinya.
“Seperti di Jalan Aria Cikondang, trotoar itu tidak berfungsi sama sekali. Sebab itu, kita coba rehabilitasi untuk mengembalikan fungsinya bagi pejalan kaki. Kami menyiapkan pagu anggarannya sebesar lebih kurang Rp13 miliar,”ujar Didi.
Lebar trotoar di masing-masing titik berbeda-beda tergantung yang sudah ada (eksisting). Didi menyebutkan lebar minimal sekitar 1 meter dan lebar maksimal sekitar 1,5 meter. “Tidak ada pelebaran lagi. Tapi kami akan tambah dengan blumbak (tempat untuk menanam pohon),” katanya.
Hanya, menurut dia, pengerjaannya dihadapkan pada keberadaan pepohonan besar. Karena itu, dengan pertimbangan teknis, pihaknya terpaksa menebang pohon-pohon tersebut.
“Pertimbangan teknis itu dibutuhkan di lapangan karena pepohonan berukuran besar tersebut memakan ruang trotoar. Rehabilitasi trotoar ini kan lengkap dengan drainase. Akar pepohonan ini menutup saluran-saluran air atau drainase,” ujar dia.
Didi menyebutkan pepohonan yang ditebang itu bakal diganti dengan pepohonan baru. Namun, jenisnya tidak akan sama dengan yang sebelumnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan