Seiring perkembangan zaman, pemahaman sejarah di kalangan generasi muda atau kaum milenial mulai pudar, termasuk peristiwa G30S/PKI, sejarah kelam bangsa Indonesia.
DARA | BANDUNG – Ketua DPD Golkar Kota Bandung, Edwin Senjaya menginginkan generasi muda Indonesia tidak melupakan sejarah bangsanya. Terlebih mengenai G30S/PKI, aksi pembantaian para jenderal oleh antek-antek komunis di Tanah Air.
“Golkar sebagai benteng Pancasila juga memiliki tugas dalam memberikan edukasi dan pemahaman sejarah kepada masyarakat,” ujarnya, usai talkshow G30S/PKI, di Sekretariat DPD Golkar Kota Bandung, Rabu (30/9/2020).
Melalui edukasi tersebut, kata Edwin, dapat mencegah dan membentengi masyarakat dari faham-faham yang dapat mengganggu kedaulatan Indonesia, utamanya komunis.
Edwin menerangkan, dengan adanya Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, maka kemungkinan munculnya kembali partai tersebut sangat kecil. Namun, ideologi komunis dikhawatirkan masih bisa tumbuh di masyarakat, terutama generasi muda.
“Ini yang dikhawatirkan, ketika berkembang menjadi neo-komunis atau komunis gaya baru yang mungkin saja dapat memasuki berbagai elemen masyarakat, dan ini faham yang lebih berbahaya,” ujarnya.
Edwin menjelaskan, mulai munculnya faham komunis, yakni ketika ada narasi-narasi yang memutarbalikan sejarah seperti dalam peristiwa G30S/PKI, katanya komunis menjadi korban.
“Kemudian seolah-olah otaknya adalah Pak Harto (Soeharto), ada narasi-narasi yang memutarbalikan fakta dan dapat mengaburkan sejarah bagi generasi muda,” imbuhnya.
Edwin berharap, masyarakat khususnya generasi muda dapat memahami sejarah dan mengamalkan Pancasila 18 Agustus 1945. Maka itu, kegiatan semacam ini tidak akan berhenti sampai disini, demi memberikan pemahaman kepada masyarakat.
“Edukasi sejarah dan politik ini, kedepan akan terus dilakukan oleh Partai Golkar, kepada berbagai elemen masyarakat,” tegasnya.
Di kesempatan terpisah, Reyraya Respati, sekretaris panitia pelaksana acara mengharapkan semakin meningkatnya pemahaman generasi muda akan Pancasila dan sejarah.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak dan memakai masker, sebagai pencegahan penyebaran Covid-19.
“Dengan kegiatan ini, diharapkan jadi media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama generasi muda, akan sejarah Indonesia, dalam hal ini G30S/PKI,” pungkasnya.***
Editor: denkur