Kabupaten Bandung kembali masuk zona merah. Ambulan pun berseliweran setiap hari, baik menuju maupun dari rumah sakit.
DARA – Bupati Bandung Dadang Supriatna mengimbau masyarakat memprioritaskan jalan untuk ambulans.
Disampaikan saat audiensi dengan jajaran RSUD Al Ihsan di ruang kerjanya, Soreang, Selasa (15/6/2021).
Kata bupati, saat ini Kabupaten Bandung kembali masuk zona merah risiko Covid-19. Intensitas mobilisasi pasien dari dan menuju rumah sakit rujukan covid, khususnya RSUD Al Ihsan, meningkat.
“Jalur akses ke RSUD Al Ihsan ini harus bebas hambatan. Bukan hanya pengguna kendaraan saja yang harus memprioritaskan ambulans. Warga yang beraktivitas di jalur menuju rumah sakit pun, jangan sampai mengganggu pergerakan ambulans,” ujar Bupati Dadang Supriatna.
Mobilisasi ambulans berkaitan erat dengan keselamatan nyawa manusia, oleh karena itu ia akan menginstruksikan jajarannya untuk menertibkan jalur akses yang rawan hambatan tersebut.
“Saya akan tugaskan Dishub dan Satpol PP untuk melakukan penertiban jalan di sekitar RSUD Al Ihsan. Statusnya rumah sakit provinsi, tapi banyak pasiennya warga Kabupaten Bandung. Tentu ini menjadi perhatian kami, karena kita juga sama-sama fokus melayani masyarakat,” tegas bupati yang akrab disapa Kang DS ini.
Selain itu, tutur Kang DS, ia juga akan melakukan pemetaan kegiatan di desa-desa setelah Kabupaten Bandung dinyatakan masuk zona merah. “Kita akan mapping, desa mana yang masih bisa berkegiatan, mana yang dibatasi dan mana yang masih boleh beraktivitas. Ini instruksi pusat, bahwa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berskala mikro akan kita tetapkan,” tutur Kang DS.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Al Ihsan Dewi Basmala Gatot memaparkan, dalam audiensi kali ini pihaknya mengemukakan dua hal penting. Pertama, melaporkan kondisi penanganan pasien covid yang dilakukan di RSUD Al Ihsan. Di mana menurut penjelasannya, 90% pasien merupakan warga yang berdomisili di Kabupaten Bandung.
“Kami tidak melihat di mana domisili warga tersebut, kami layani semua sesuai kapasitas yang tersedia. Saat ini dari 171 bed (tempat tidur) yang kami siapkan, itu sudah penuh. Insyaa Allah 1 bulan ke depan akan kita tambah sebanyak 36 bed. Ini kami lakukan berdasarkan ketentuan dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI, bahwa rumah sakit harus mengalokasikan 40% bed untuk penanganan covid-19,” uajr Dirut RSUD Al Ihsan.
Yang kedua, urai Dewi Basmala, yaitu adanya aktivitas masyarakat yang cukup menghambat mobilisasi ambulans di jalur sekitar RSUD Al Ihsan. Selain adanya aktivitas pasar tumpah, pergerakan ambulans juga seringkali terhalang sejumlah kendaraan aplikasi online.
“Ketika suara sirine ambulans terdengar, kami harapkan masyarakat sama-sama aware memberikan kelancaran bagi pergerakan ambulans. Karena di dalam ambulans, tentu ada pasien yang kondisinya gawat darurat, dan ketika berbicara menyelamatkan nyawa, itu hitungannya detik,” ujar Dewi.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami mengatakan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi lonjakan kasus covid. Namun dengan banyaknya jumlah penduduk Kabupaten Bandung, antisipasi dengan kecepatan lonjakan menjadi tidak berimbang.
“Kita akan membuat edaran, ditandatangani Pak Bupati, untuk menginstruksikan kepada semua rumah sakit untuk minimal menyediakan 30 hingga 40% bed penanganan covid-19. Termasuk bangunan RSUD Soreang lama, setelah kepindahannya ke jalan Gading Tutuka nanti, bangunan lama akan kami siapkan untuk penanganan pasien covid-19,” jelas Kadinkes.
Ketidakberimbangan antisipasi yang dilakukan dengan kecepatan lonjakan kasus, ujar Grace, membuat pihaknya tidak bosan untuk mengingatkan seluruh masyarakat bagaimana pentingnya menjaga protokol kesehatan (prokes).
“Upaya sudah kita lakukan. Tapi harus diingat bahwa pelayanan di hilir adalah dampak dari hulu, jadi sebesar apapun kalau kita tidak menangani hulunya, bagaimana prokes masyarakat untuk taat, patuh dan disiplin dalam menjaga 5M. Kalau 5M ini lalai, tentu akan berat pelayanan di hilirnya,” kata Grace.***
Editor: denkur