GERBANG Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tampak kumuh. Ruang publik perbatasan administrasi Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi itu dijadikan tempat berjualan banyak PKL.
Sepanjang trotoar Terminal Tanjungpura Kabupaten Karawang, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi, sesak oleh puluhan bangunan PKL. Ada yang berjualan nasi dan lauk pauknya, rokok, kopi, dan mie instan, bensin eceran, tambal ban, mie ayam, bakso dan ada juga es kelapa muda.
Para PKL mendirikan lapak bangunan tepat di atas trotoar. Akibatnya, para pejalan kaki terpaksa berjalan di badan jalan.
Seorang pejalan kaki, Dede (25), heran melihat trotoar beralih fungsi menjadi tempat berjualan para PKL. Kondisi tersebut, seakan dibiarkan oleh Pemkab Karawang.
“Namun didiamkan saja oleh pemerintah. Kami para pejalan kaki terpaksa berjalan di badan jalan. Takut juga sih terserempet atau bahkan tertabrak kendaraan,” kata Dede, seraya mengaku haknya —- sebagai pejalan kaki – dirampas PKL, Minggu (17/6/2019).
Selain merampas hak pejalan kaki, para PKL mendirikan tenda dan bangunan di atas trotoar dengan material bangunan yang tidak layak, yakni bambu dan terpal. Dengan begitu, kesan kumuh langsung muncul di benak warga yang melihat kondisi tersebut.
Kesan kumuh kian terasa saat melihat papan nama Terminal Tanjungpura, yang tertutup tenda dan bangunan PKL.
Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Karawang, Novi Gunawan, menyadari lokasi tersebut adalah etalasenya Karawang, seharusnya indah dan tertata rapih. Pihaknya sudah membuat konsep untuk membenahinya.
Trotoar itu, menurut dia harus menjadi ruang publik yang nyaman. Ada kursi taman, ornamen lampu, dan tanaman hias.
Alokasi anggaran sudah dilakukan, bahkan sudah dua kali dilakukan pelaksanaan pembangunan taman. “Namun pembanggunan itu ditolak PKL. Mereka menolak pindah dari trotoar,” katanya.
Ia berharap, para PKL menyadari tuntutan masyarakat yang menginginkan sarana publik yang nyaman dan tertata rapih. Untuk itu, para KPL diminta berpindah tempatber jualan sehingga pembangunan taman dapat terlaksana.
Novi juga meminta pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari para PKL yang berjualan di atas trotoar, mendukung program pemerintah dalam mempercantik Karawang.***
Penulis: Teguh Purwahandaka | Editor: Ayi Kusmawan