DARA | JAKARTA – Layanan Google+ akan ditutup April 2019. Alasannya, selain soal kemanan (bug) juga karena pertumbuhan penetrasinya yang tak sesuai ekspetasi.
Awalnya, bug dikatakan mengekspos 500.000 data pribadi pengguna. Insiden keamanan ini sudah terjadi selama tiga tahun, dari 2015 hingga Maret 2018. Google lantas menambalnya, tetapi kemudian muncul bug baru pada antarmuka pemograman aplikasi (API) Google+.
Bug baru ini berpotensi membahayakan keamanan 52,5 juta data pengguna yang terafiliasi dengan aplikasi berbasis API tersebut. “Kami menemukan ada implikasi ke para pengembang, tetapi kami juga akan memastikan perlindungan untuk pengguna,” kata Vice President of Product G Suite, David Thacker. Dilansir dari kompas.
Selain mempercepat penutupan Google+ untuk masyarakat, raksasa mesin pencari juga bakal mematikan API Google+ dalam kurun 90 hari ke depan, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (12/12/2018), dari VentureBeat.
Google menegaskan pihaknya cuma butuh satu pekan untuk memperbaiki bug teranyar ini. Bug dideteksi pada 7 November 2018, lantas pulih per 13 November 2019. Hingga kini, Google sesumbar belum ada bukti bahwa celah di API Google+ telah dieksploitasi pihak tak bertanggung jawab untuk mencuri data pengguna.***
Editor: denkur
Bahan: kompas