Pengamat Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi mengatakan pariwisata adalah sektor unggulan utama di Bali dan negara-negara lain di seluruh dunia. Tetap mempertahankan sektor tersebut sebagai sumber penghasilan devisanya.
DARA – Demikian dikatakan Taufan menanggapi pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menaruh pariwisata sebagai kekuatan terakhir perekonomian Bali.
“Kita melihat bahwa negara-negara yang akarnya dari pariwisata, justru tetap mempertahankan pariwisata. Malah, sekarang ini trennya bukan lagi bicara oil and gas. United Arab Emirates dulu dia bergantung kepada oil and gas. Tetapi kemudian melakukan transformasi menjadi negara yang sektor unggulannya menjadi pariwisata. Menjadikan Dubai dan lain sebagainya,” tutur Taufan Rahmadi, Sabtu (16/10/2021).
Penulis buku Protokol Destinasi ini juga menjelaskan, Saudi Arabia dulunya menggantungkan pendapatan dari sektor oil and gas, namun sekarang bertransformasi ke sektor pariwisata.
“Nah, kenapa kok Bali yang sudah kekuatannya ada di pariwisata malah merasa pariwisata itu bukan menjadi unggulannya. Ini jangan sampai mencerminkan keputusasaan dari seorang gubernur Bali menghadapi pandemi ini,” kata TR panggilan akrabnya.
Taufan menegaskan, saat ini Pemerintah pusat sedang berjuang bersama semua masyarakat, pelaku pariwisata dan stakeholder di Bali untuk memulihkan sektor Pariwisata di wilayah tersebut.
“Jadi saya berharap apa yang disampaikan oleh Gubernur Bali ini mudah-mudahan bukan sesuatu yang dimaksudkan dalam tendensi negatif, mungkin tujuannya bisa memacu kita untuk tetap bersemangat,” ujarnya.
Meski demikian, menurut Taufan, tidak ada salahnya Gubernur Bali mencari solusi dari sektor lain untuk menghidupkan perekonomian masyarakat Bali saat ini, tetapi bukan berarti meninggalkan pariwisata sebagai pilar utama perekonomian Bali.
Sebelumnya, belum lama ini kepada sejumlah Anggota Komisi II DPR RI yang sedang melakukan kunjungan kerja ke kantornya, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, selama ini pariwisata tidak banyak manfaatnya langsung kepada masyarakat Bali lantaran hanya dinikmati sedikit orang, terutama pemodal dari luar begitu juga, impactnya terhadap masyarakat di Bali tidak banyak.
Koster juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menyadarkannya bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan pada pariwisata adalah salah. Sehingga, ia ingin mengganti arah pengelolaan ekonomi Pulau Dewata.
“Kami sedang menyusun konsep kalau istilah Bappenas, reformasi ekonomi kami di Bali membangun ekonomi dengan kekuatan era baru. Tidak menempatkan pariwisata sebagai satu-satunya kantong kekuatan ekonomi, kami mulai bergeser sesuai potensi dan warisan leluhur kami,” katanya.***
Editor: denkur