DARA| JAKARTA – Perekonomian global hingga tahun depan (2019) tumbuh tidak merata dan penuh ketidakpastian. Demikian dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Perry mengatakan, ada tiga tantangan ekonomi Indonesia yang terkait dengan kondisi ekonomi global pada tahun depan, yaitu pertama, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang landai. Ekonomi AS yang tahun ini tumbuh tinggi diperkirakan menurun pada 2019. Ekonomi Uni Eropa dan China juga akan landai. Perkembangan tersebut mendorong volume dagang dan harga komoditas dunia yang tetap rendah.
Kedua, lanjur Perry, kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed, yang akan diikuti dengan normalisasi kebijakan moneter di Eropa dan negara maju lainnya. Tren kenaikan suku bunga ini memberikan tantangan bagi bank-bank sentral di negara berkembang (emerging markets), termasuk Indonesia. Misalnya, dalam merumuskan respons kebijakan moneternya untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi dan memitigasi dampak rambat keuangan global.
Ketiga, ketidakpastian di pasar keuangan global mendorong tingginya premi risiko investasi ke negara-negara berkembang. “Kita dikejutkan dengan munculnya ketegangan perdagangan yang dilancarkan AS ke sejumlah negara. Perundingan perdagangan kemungkinan masih akan berlanjut pada tahun depan,” ujarnya.
Tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global juga didorong oleh sejumlah risiko geopolitik, seperti keberlanjutan perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa, dan permasalahan deifist anggaran di Italia.***
Editor: denkur