Gubernur Jabar Minta Bupati Kalkulasi Kerugian Warga Terdampak Tumpahan Minyak

Kamis, 8 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Humas Jabar

Foto: Humas Jabar

DARA | KARAWANG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta pemerintah daerah segera menghitung kerugian warganya yang terdampak tumpahan minyak (oil spill) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Dalam jangka waktu sepuluh hingga 14 hari, kerugian akan diberikan langsung kepada warga.

Pernyataan gubernur itu merupakan tindak lanjut atas keluhan puluhan warga desa terdampak, khususnya para nelayan dan penambak ikan yang selama insiden tumpahan minyak terjadi, mereka tidak bisa melaut meski Pertamina mempekerjakan mereka dalam upaya membersihkan tumpahan minyak dengan upah sekitar Rp100 ribu per hari.

“Saya minta (Pemda) bentuk tim untuk mencatat ganti rugi, harus se-objektif mungkin. Dan masyarakat  (terdampak) saya minta informasinya juga tidak dilebihkan dan tidak dikurang-kurangkan,” kata gubernur, gubernur saat meninjau lokasi terdampak tumpahan minyak PHE ONWJ, di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, kemarin.

Ia sudah perintahkan Bupati Karawang dan Bupati Bekasi untuk berkomunikasi intens dengan warga, diwakili kepala desanya, untuk mencatat dan meneliti semua kerugian warganya. Ia juga juga meminta komitmen kepada Pertamina untuk menyelesaikan masalah ini hingga tuntas.

“Dan harus diapresiasi juga Pertamina setiap hari hadir untuk tanya jawab terhadap siapapun yang membutuhkan,” ujar gubernur, didampingi Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana.

Pada kesempatan yang sama, Cellica Nurachadiana meminta masyarakat tetap tenang dan menghargai berbagai upaya yang tengah dilakukan, baik oleh Pertamina maupun pemerintah. “Seluruh mitigasi dan pencegahan telah dilakukan dengan baik oleh Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Karawang,” ujarnya.

Sedangkan, pihak Pertamina yang diwakili Nanang Abdul Manap, menuturkan, sejak 14 Juli 2019 lalu pihaknya telah menetapkan kejadian oil spill Karawang sebagai situasi emergency. “Kami sangat prihatin, kami sangat komitmen dan bertanggung jawab dengan kejadian ini,” kata Nanang.

Meski begitu, menurut dia, Pertamina akan tetap meneruskan rencana produksi minyak dan gas, khususnya untuk suplai Jawa Barat. Kebutuhan minyak dan gas untuk daerah ini masih defisit.***

Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Panglima TNI Kunjungi Makodim 0607/Kota Sukabumi
Puluhan Operator SD Ikuti Bimtek yang Digelar Disdik Kabupaten Sukabumi
Dedi Mulyadi Fokus pada Infrastruktur dan Realokasi Anggaran Pembangunan Jabar
Syakur Amin Tegaskan Salah Satu Skala Prioritas dalam Kepemimpinannya adalah Peningkatan Pelayanan Publik
Dari Sertijab Bupati Sukabumi
Demul Jadi Gubernur Jabar, Karangan Bunga Ucapatan Selamat Diganti Benih Padi
Sat Lantas Polres Garut Lakukan Penindakan kepada Travel Gelap dalam Operasi Keselamatan Lodaya 2025
Inilah Lima Program Prioritas Ayep Zaki
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 22 Februari 2025 - 10:31 WIB

Panglima TNI Kunjungi Makodim 0607/Kota Sukabumi

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:17 WIB

Dedi Mulyadi Fokus pada Infrastruktur dan Realokasi Anggaran Pembangunan Jabar

Jumat, 21 Februari 2025 - 17:38 WIB

Syakur Amin Tegaskan Salah Satu Skala Prioritas dalam Kepemimpinannya adalah Peningkatan Pelayanan Publik

Jumat, 21 Februari 2025 - 17:18 WIB

Dari Sertijab Bupati Sukabumi

Jumat, 21 Februari 2025 - 10:41 WIB

Demul Jadi Gubernur Jabar, Karangan Bunga Ucapatan Selamat Diganti Benih Padi

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Panglima TNI Kunjungi Makodim 0607/Kota Sukabumi

Sabtu, 22 Feb 2025 - 10:31 WIB