DARA | JAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Ridwaan Kamil, berencana merombak kurikulum SMK yang tidak sejalan dengan kebutuhan ekonomi sekarang. Bahkan, SMK menjadi salah satu penyumbang pengangguran terbesar di daerah ini.
Perombakan kurikulum SMK ini, menurut dia juga bertujuan agar lulusannya bisa terserap kalangan industri atau perusahaan. Nanti, kurikulum SMK di Jawa Barat akan dijadikan kemitraan dengan beberapa perusahaan penyedia lapangan pekerjaan.
Ia menyebutkan, yang mengelola SMK saat ini adalah pemerintahan provinsi. Tapi nanti, SMK akan bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk masalah kurikulumnya.
“Nanti akan dijadikan kemitraan. Jadi asetnya milik pemprov, gurunya digaji pemprov, anak-anaknya disubsidi pemprov. Tapi kurikulumnya nanti kurikulum Astra, nanti kurikulumnya kurikulum Indofood dan seterusnya,” kata dia, pada Corporate Communications, Social Responsibility, and Security Executive Forum Astra International, di Menara Astra, Jakarta, Selasa (12/02/2019).
Misalnya, dengan kekuatan Astra yang besar, yang mayoritas usahanya di Jawa Barat, gubernur meminta agar di-match-kan dengan Pemprov Jawa Barat problemnya. “Maka saya titip jangan sampai mereka (Siswa/i SMK) mendapatkan ilmu untuk tidak bekerja,” ujarnya.
Itulah, yang Pemprov Jabar harapkan hadir. Metode Teaching Factory (TEFA), merupakan suatu metoda pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis.
“Pembelajaran melalui TEFA adalah proses penguasaan keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk atau jasa yang dipesan oleh konsumen,” katanya.***