Guru harus kreatif saat mengajar ditengah pandemi covid, sehingga proses pembelajaran terasa menyenangkan bagi anak didiknya.
DARA | JAKARTA – Menciptakan belajar menyenangkan ditengah pandemi juga dirasakan oleh Deswita Supriyatni M.Pd, seorang Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR).
Deswita adalah peraih medali perak PON 2004 cabang olahraga Dayung. Ia tidak pernah membayangkan bahwa suatu ketika harus memberikan materi perkuliahan sepenuhnya secara daring kepada para mahasiswanya.
“Materi pembelajaran yang saya sampaikan identik dengan tatap muka dan praktek. Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media tatap muka virtual,” ujar Deswita, seperti dikutip dara.co.id dari Ayobandung, Jumat (27/11/2020).
Ia mengatakan itu dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Mendukung Para Pendidik Tetap Berkarya’ yang digelar di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu lalu (25/11/2020).
Deswita sadar betul jika kini dia bersandar sepenuhnya pada teknologi. Karena itu, dosen yang mengajar di STKIP Pasundan ini mengemas materi perkuliahannya dalam teknologi penyampai pesan suara dan video, sehingga para mahasiswanya tetap dapat mengikuti materi dari mata kuliah yang sedang diajarkan, jika terjadi gangguan jaringan internet.
“Saya berusaha kreatif dalam mengemas dan menyampaikan materi agar para mahasiswa tetap dapat menyimak maksimal walaupun mereka mengalami gangguan koneksi internet. Karena banyak mahasiswa yang ada di daerah umumnya mengalami hambatan pada jaringan internet,” katanya.
Begitulah, para guru tak boleh kehilangan ide, meski situasi pandemi berdampak pada proses belajar mengajar. Mereka harus bersiasat dengan situasi saat ini.
Pendidik lainnya juga berbagi kisah tentang proses mengajar mereka di tengah pandemi ini. Arya Wiratman, seorang guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung Jakarta Timur punya tantangan lain.
“Kondisi pandemi saat ini dengan pembelajaran jarak jauh melalui kelas virtual dan video pembelajaran sangat monoton buat anak-anak. Kami dituntut mengemas pembelajaran seperti saat tatap muka di kelas. Mereka harus tetap merasakan rasa pembelajaran tatap muka dan bersosialisasi dengan teman-temannya,” katanya.
Sri Murni S.Pd., M.Pd, yang menjadi dosen STKIP PGRI Bandar Lampung juga berbagi cerita di forum yang sama. Dia mengaku bahwa dirinya perlu melakukan terobosan dengan mulai menggunakan beberapa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar jarak jauh.
“Harus lebih giat dan semangat dalam menggunakan media pembelajaran yang lain agar materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi namun harus tetap dilakukan untuk para mahasiswa,” ujarnya.***
Editor: denkur | Sumber: Ayobandung