Tak hanya mengjar atau mendidik anak-anak, guru RA juga harus mampu membuat karya tulis. Inilah pentingnya guru RA mengikuti Lomba Guru RA PD IGRA/ KKRA.
DARA | BANDUNG – Guru Raudhatul Athfal (RA) dituntut mampu membuat karya tulis hasil pengamatan di lingkungan sekolah dengan bahasa yang dipahami anak-anak.
Demikian kata Wakil Ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Hj. Ahadiati E Mila, dalam Lomba Guru RA PD IGRA/ KKRA Kabupaten Bandung, di Gedung Ormas Islam, Soreang, Rabu (30/10/2019).
Untuk itu, lanjut dia, dalam Lomba Guru RA ini, lomba karya tulis nyata selalu menjadi poin utama lomba yang diselenggarakan sekali dalam dua tahun oleh IGRA Kabupaten Bandung ini. Selain lomba karya tulis nyata, pada lomba kali ini, 260 guru RA se-Kabupaten Bandung, juga memgikuti lomba alat peraga media pembelajaran, tahfiz, bercerita, cipta lagu, dan lomba mobis (keterampilan membuat bentuk).
Ia yang didampingi Sekretaris IGRA, Nanih Nurhayati, dan Ketua Panitia, Imas Sukarsih, menuturkan, tujuan diselenggarakan lomba tersebut, untuk meningkatkan profesianalitas guru RA. “Selain itu, juga sekaligus untuk menambah wawasan dan yang utama adalah menjalin silaturahmi sesama guru RA. Apalagi tahun sekarang sekaligus sebagai milad yang ke-17 IGRA Kabupaten Bandung,” ujarnya.
Sementara, Ketua Panitia, Imas Sukarsih, menyebutkan, lomba ini akan menjaring para juara dari tiap jenis lomba untuk menjadi wakil IGRA Kabupaten Bandung pada ajang Lomba Guru RA tingkat Provinsi Jawa Barat. Tahun sebelumnya, menurut dia, guru RA dari IGRA Kabupaten Bandung pernah meraih juara lomba paduan suara dan lomba karya tulis nyata.
“Tahun ini pun mudah-mudahan guru RA dari IGRA Kabupaten Bandung, pada ajang Lomba Guru RA Provinsi Jabar bisa menciptakan prestasi baru,” katanya.***
Wartawan: Sopandi l Editor: Ayi Kusmawan