Wapres KH Ma’ruf Amin, seolah tak mau menghilangkan ciri khasnya. Menghadiri Sidang Kabinet perdananya ia mengenakan kain sarungnya
DARA | JAKARTA – Mengenakan jas hitam dibalut syal putih. Lalu, memakai sarung biru gelap, lengkap dengan peci hitam. Itulah penampilan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin saat Sidang Kabinet Paripurna perdana Kabinet Indonesia maju, di Istana merdeka, jakarta, Kamis (24/10/2019).
Pakaian itulah yang menjadi ciri khas Kiyai Ma’ruf selama ini. Maklum, ia seorang ulama. Kain sarung seolah menjadi bagian dari dirinya.
Ma’ruf Amin lahir di Kresek, Tangerang, 11 Maret 1943.
Berikut biografi singkat tentang KH Ma’ruf Amin
Pendidikan Umum:
R Kresek, Tangerang (1955)
Madrasah Ibtidaiyah Kresek, Tangerang (1955)
Madrasah Tsanawiyah Pesantren Tebuireng, Jombang (1958)
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (1961)
Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor (1967)
Pendidikan Khusus:
Pesantren, Banten (1963)
Karier:
Guru Sekolah-sekolah di Jakarta Utara (1964-1970)
Pendakwah (1964)
Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdatul Ulama (Unnu), Jakarta (1968)
Direktur dan Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad (1976)
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (kehidupan beragama) (2007–2010)
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2010–2014)
Organisasi
Ketua Fraksi Utusan Golongan DPRD DKI Jakarta
Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (1973–1977)
Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI Jakarta
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (1977–1982)
Pimpinan Komisi A dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Anggota MPR RI dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1997–1999)
Anggota MPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Anggota DPR RI dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1999–2004)
Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Anggota Panitia Anggaran DPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1999)
Jabatan lain
Ketua Ansor, Jakarta (1964–1966)
Ketua Front Pemuda (1964–1967)
Ketua NU, Jakarta (1966–1970)
Wakil Ketua Wilayah NU, Jakarta (1968–1976)
Anggota Koordinator Da’wah (Kodi), Jakarta (1970–1972)
Anggota Bazis (Badan amil zakat, infaq, dan shadaqah), Jakarta (1971–1977)
Ketua Dewan Fraksi PPP (1973–1977)
Anggota Pengurus Lembaga Da’wah PBNU, Jakarta (1977–1989)
Ketua Umum Yayasan Syekh Nawawi Al Bantani (1987)
Katib Aam Syuriah PBNU (1989–1994)
Anggota MUI Pusat (1990)
Rois Syuriah PBNU (1994–1998)
Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat (1996)
Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) (1996)
Ketua Dewan Syuro PKB (1998)
Mustasyar PBNU (1998)
Anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia (1999)
Ketua Komisi Fatwa MUI (2001–2007)
Mustasyar PKB (2002–2007)
Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI (2004–2010)
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (2007–2014)
Ketua MUI (2015–2019)
Wakil Presiden Republik Indonesia (2019–Sekarang).***
Editor: denkur/referensi: wikipedia