Meski tak seberapa panjang, Jalan Braga menyimpan berbagai potensi, mulai dari kuliner, sejarah hingga potensi seni. Jaln tersebut kini jadi Kampung Wisata yang berada di tengah kota.
DARA | BANDUNG – Hadirnya Kampung Wisata dan co-working space bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat.
“Ini bisa meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Termasuk menghadirkan jiwa enterpreneur,” kata Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, seusai meresmikan Kampung Wisata Braga dan Co-working Space pada Braga Festival, di Jalan Braga Pendek, kemarin.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan tugu berada di depan Hotel The Braga Art oleh Wali Kota Bandung. Ia berharapan lain, tempat tersebut menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dalam mengembangkan potensi ekonomi.
“Di sini ada pelatihan menjahit, melukis, juga akan ada merakit lampu. Intinya, semua program yang dimensi penguatan ekonomi harus dirangkul,” ujar Oded.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Dewi Kaniasari, menyebutkan, di dalam kampung wisata kreatif terdapat beberapa kawasan. Di antaranya kawasan tanaman obat keluarga di RW 06, sanggar melukis, kacapi suling, dan tembang Sunda Cianjuran.
Selain itu ada juga, kawasan pasar antik Cikapundung dan destinasi wisata kuliner legendaris seperti Braga Permai, Kopi Aroma, dan Warung Kopi Purnama. “Untuk tahun depan kita terus kembangkan seperi destinasi wisata mural di Jalan Marconi, Morse, dan Jalan Radio, serta kampung wisata Warna Warni di Cikapundung,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dipilihnya kawasan Braga, karena merupakan kawasan percontohan untuk wilayah lainnya. Braga memiliki kawasn art deco, sejarah, dan kebudayaan yang cukup kental. “Kampung Braga itu, temanya sejarah dan warisan budaya dan krearif. Kawasan ini banyak sejarah, kaitan dengan KAA dan Soekarno.”***
Editor: Ayi Kusmawan