Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung merangkak naik hingga dikisaran angka Rp120 ribu.
DARA – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, kenaikan itu akibat pasokan berkurang permintaan banyak.
“Biasanya harga akan naik kalau polanya seperti itu. Kurang pasokan itu kenapa, kalau tidak salah cabai ini mahal karena ada gagal panen terkait cuaca,” ujar Marlan via telepon, Kamis (25/3/2021).
Marlan mengungkapkan jelang Ramadhan permintaan cabai rawit merah pasti meningkat. Jika pasokannya kurang maka larinya ke harga. Meski harganya cukup tinggi, masih ada saja yang membelinya.
“Kalau stok di pasar mah ada, cuman harganya saja naik. Ya kalau orang butuh pasti beli aja,” ujar Marlan.
Upaya untuk menanggulangi kenaikan harga cabai rawit merah ini tidak dengan program operasi pasar murah (OPM). Berbeda dengan daging, telur, beras, dan minyak.
Marlan menuturkan harga cabai rawit merah akan kembali turun dengan sendirinya, apabila permintaan berkurang, atau jika sedang ada panen raya cabai rawit merah.
“Ya terima saja (kenaikan harga cabai), karena itu kan berkaitan dengan pasokan kurang. Jadi itu berlaku hukum pasar, hukum ekonomi, kalau tidak ada keseimbangan antara supply dan demand, pasti persoalannya ke harga,” kata Marlan.
Berdasarkan data dari Disperindag Kabupaten Bandung, di Pasar Baleendah harga cabai rawit merah mencapai Rp110 ribu perkilogram.
Kemudian di Pasar Majalaya, Pasar Cicalengka, Pasar Soreang, Pasar Sayati, Pasar Margahayu harga cabai rawit merah mencapai Rp120 ribu perkilogram.
Sedangkan di Pasar Cileunyi harga cabai rawit merah mencapai Rp130 ribu perkilogram.***
Editor: denkur