Para pedagang merasa harga sewa kios di Pasar Pelita Kota Sukabumi, mahal. Suara mereka diwakili puluhan mahasiswa IMM dengan berunjuk rasa di balai kota.
DARA | SUKABUMI — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Sukabumi menggelara aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Sukabumi, Rabu (27/11/2019) pukul 09.00 WIB. Dalam aksinya, mereka menyoal harga sewa kios Pasar Pelita Kota Sukabumi yang tidak rasional dan memberatkan para pedagang.
“Kami mempertanyakan soal harga kios yang tinggi dan memberatkan para pedagang,”ujar Kordinaor aksi, Ahmad Taufik, saat berorasi dalam aksi tersebut.
Atas dasar itu, mereka merasa terpanggil dan ikut menperjuangkan dan menyuarakan aspirasi para pedagang. “Tujuan kami ingin bertemu wali kota. Namun sayangnya tidak ditempat,”ujar dia, seusai orasi.
Selain mempertanyakan harga kios, para pengunjuk rasa juga menyoal kasus uang muka dari para pedagang sebesar Rp6,5 miliar yang digunakan pengembang terdahulu hingga sekarang belum tuntas. “Kami mempertanyakan tanggungjawab pemerintah, kapan dikembalikan DP tersebut,” katanya.
Para pengunjuk rasa diterima Assisten Setda Pemkot Sukabumi, Andri Setiawan, yang didampingi Dinas Koperasi Perdagangan dan Industri, Ayep Supriatna. “Kami prinsipnya, pemda siap menerima kritikan dan saran dari mereka terkait Pasar Pelita,” ujar Andri, kepada wartawan, seisai pertemuan.
Sejauh ini, menurut Andri, pembangunan pasar tersebut sudah mencapai 75 persen. Sedangkan masalah harga kios/los, lanjut dia, telah dibicarakan sebelumnya melalui Surat Perjanjian Kerja (SPK). “Makanya, yang lebih faham soal itu dihadirkan kadiskopdagrin untuk menjelaskan. Namun sayangnya, mereka tetap ingin bertemu langsung wali kota,” katanya.
Sementara Wali Kota Sukabumi, menurut dia, sedang menghadiri kegiatan lain tidak bisa bertemu para pengunjuk rasa. Aksi mereka mendapat pengawalan dari kepolisian dan Satpol PP setempat. Karena kecewa, tidak sempat bertemu wali kota, akhirnya mereka mundur.***
Wartawan: Riri | Redaktur: Ayi Kusmawan