DARA | CIANJUR – Sejumlah pedagang bawang putih di Pasar Induk Pasir Hayam, Cilaku, Cianjur, Jawa Barat mulai kelabakan hingga memilih untuk tidak berjualan. Ini akibat terus melonjaknya harga komoditas tersebut di pasaran.
Tak hanya pedagang bawang putih konsumen pun banyak yang mengurangi pembeliannya. Melonjak harga bawang putih terjadi sejak awal Ramadhan dan hingga kini harganya berkisar Rp100 ribu per kilogram.
“Untuk harga pada sepekan sebelum puasa berkisar Rp30 ribu per kilogram. Tapi saat memasuki awal puasa harganya langsung melonjak naik di kisaran Rp90 ribu per kilogram hingga Rp100 ribu per kilogram,” kata Sutisna (45), pedagang di Pasar Induk Pasir Hayam, Cilaku, Cianjur, Jumat (10/5/2019).
Tisna menyebutkan, kenaikan harga tersebut memicu berkurangnya ketersediaan bawang putih di pasaran saat ini sebab pedagang mulai mengurangi pembelian ke distributor. “Kita terpaksa mengurangi pembelian dari distributor, karena harganya pun sudah naik. Untuk 1 kuintal bawang putih saat ini harus ditebus dengan harga Rp9 juta,” ucapnya.
Sejumlah pedagang, menurut dia, terpaksa menjual bawang putih dalam kemasan kantong per setengah ons. Ini mereka lakukan untuk menyiasati kondisi sepi pembeli.
“Yang penting pembeli bisa terlayani, kita jual dengan per kantong di mana satu kantong dengan berat setengah ons di jual Rp5 ribu. Mudah-mudahan saja segera normal lagi (harganya),” ujar dia.
Kepala Pasar Induk Pasir Hayam, Cilaku, Cianjur, Asep Kusmiadi, membenarkan kenaikan harga bawang putih yang kini telah mencapai Rp100 ribu per kilogram tersebut. Menurut dia, naiknya harga komoditas tersebut akibat tingginya permintaan sementara persediaan terbatas.
Asep menambahkan, ketersediaan bawang putih di sejumlah pasar tradisional Cianjur selama ini dipasok dari Pasar Caringin Bandung. “Pergerakan harganya kita pantau terus tiap hari termasuk ketersediaannya. Mudah-mudahan saja dalam seminggu ke depan (harganya) bisa kembali normal,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan