Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April didesain untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang menjadi tempat tinggal kita.
Tahun ini, peringatan Hari Bumi tidak dapat berjalan seperti biasa karena dunia tengah dilanda kekalutan berhadapan dengan pandemi Covid-19. Peringatan Hari Bumi tahun ini pun dipastikan tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Merebaknya wabah Covid-19 yang begitu cepat tidak dapat dihindarkan. Kebijakan physical distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun telah diberlakukan guna menahan laju penularan wabah ini.
Namun, lebih dari itu, sebenarnya substansi perayaan Hari Bumi adalah bentuk apresiasi, kampanye, dan edukasi sosial pada masyarakat dalam memperbaiki kualitas hidup melalui seruan perbaikan kualitas lingkungan yang konsisten. Hari Bumi dimaknai sebagai suatu gerakan memupuk kesadaran kolektif serta hasrat individual guna menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan kata lain, tujuan akhirnya adalah terciptanya gerakan perubahan gaya hidup yang berbasis pada perbaikan kualitas lingkungan.
Bahkan, Google pun ikut merayakan Hari Bumi ini dengan membentuk lebah interaktif. Melansir google.com/doodles/earth-day-2020, Google Doodle Earth Day 2020 merupakan hasil kolaborasi dengan The Honeybee Conservancy. Bagi pengguna yang mengakses laman Google dapat memandu lebah untuk menyerbuki bunga sambil mempelajari ragam kekayaan hayati bumi dan peran lebah untuk memeliharanya.
Pesan utama yang disampaikan Google Doodle ialah mengingatkan manusia tentang tindakan kecil yang dilakukan individu akan berdampak besar jika dilakukan bersama. “Donasikan waktu atau dana kepada kelompok lingkungan setempat. Lebah adalah bagian dari ekosistem yang kompleks dan kontribusi kepada organisasi yang mendukung upaya konservasi apapun akan membantu memperkuat lingkungan,” ungkap Guillermo Fernandez, pendiri dan Direktur Eksekutif The Honeybee Conservancy.
Dengan keadaan saat ini yang mengharuskan warga negara belajar dan bekerja dari rumah, telah mengurangi aktivitas berlebih masyarakat. Jika kondisi seperti ini dilakukan secara konsisten dan berkala –meskipun pandemi Covid-19– berakhir, kualitas lingkungan yang membaik ini dapat dipertahankan.
Namun yang lebih penting, pandemi ini telah memberikan hikmah kepada kita mengenai gaya hidup yang ideal, sadar terhadap lingkungan alam, dan peduli pada lingkungan sosial. Bumi harus diberi waktu untuk beristirahat sejenak dari eksploitasi manusia dan sesaat membersihkan diri dari hiruk-pikuk aktivitas penghuninya. Selamat Hari Bumi!***
Artikel ini sudah ditayangkan laman disdikjabar dengan judul: “Hari Bumi di Tengah Pandemi” ditulis oleh: Rury Yuliarti