DARA | Hari ini 13 tahun lalu atau tepatnya 17 Juli 2006, gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter disusul terjangan tsunami setinggi lima meter menerjang Pulau Jawa. Dilaporkan 668 tewas dan 65 hilang tersebar di sejumlah kabupaten wilayah selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pusat gempa, seperti ditulis wikipedia berada di Samudera Hindia lepas pantai Jawa Barat dan berjarak 225 km barat daya Kabupaten Pangandaran. Puluhan rumah hancur.
Guncangan gempa juga terasa di sebagian besar Pulau Jawa. Guncangan terkuat terasa di Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur Selatan dan Kabupaten Cilacap. Juga Kota Bandung, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kebumen, Banten, Jakarta, Yogjakarta dan sebagian kota di Jawa Timur. Di Jakarta, guncangan berlangsung selama lebih dari satu menit dan membuat gedung-gedung tinggi bergoyang-goyang.
Memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum gempa terjadi di zona subduksi dipicu pergerakan vertikal (dip-slip) kerak bumi pada dua lempeng benua Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km.
Sementara itu tsunami juga menghantam desa-desa di pesisir selatan Jawa Barat seperti di Cipatujah, Tasikmalaya, Pangandaran, Ciamis. Sedangkan di Jawa Tengah meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo serta Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogjakarta.
Gempa dan tsunami ini merenggut 668 korban jiwa, 65 hilang (diasumsikan meninggal dunia) dan 9.299 lainnya luka-luka. Sedangkan menurut BMKG korban tewas mencapai 665 orang, 9.275 luka-luka dan 65 hilang tersebar di 9 kabupaten, 3 provinsi.
Korban terbanyak berada di Ciamis-Pangandaran yakni 415 orang. Disusul sebanyak 157 orang di Cilacap, 62 orang di Tasikmalaya, 15 orang di Kota Banjar, 10 orang di Kebumen, 3 orang di Gunung Kidul dan Bantul serta 1 orang di Garut dan Banyumas. Korban hilang terbanyak di Kebumen yakni 33 orang. Dilaporkan tempat liburan pantai di Pangandaran mengalami rusak parah. Ribuan rumah dan perahu nelayan hancur.***
Editor: denkur/Sumber: wikipedia