Hari ini 15 tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, Aceh dilanda tsunami. 170 ribu orang tewas dan ribuan rumah serta bangunan rusak rata tanah. Ada isak tangis jerit histeris di sana.
DARA | Pukul 07.59 di tanggal itu, gempa berkekuatan 9,3 magnitudo mengguncang Tanah Rencong. Cukup lama sekitar 10 menit dengan titik pusat di Samudera Hindia. Tanah bergetar, bangunan rumah dan gedung-gedung ambruk. Suasana panik dirasakan warga di sana pada hari itu.
Orang-orang berhamburan ke luar ruangan, namun bingung harus lari kemana. Semuanya panik, berlarian tak karuan. Hingga akirnya orang-orang hanya mampu bergerombol di jalan atau tempat-tempat dimana mereka suka.
Namun, bencana belum berakhir sampai di situ. Beberapa menit kemudian air tumpah ke darat. Mengalir deras menggusur apa saja yang dilewatinya. “Ya…tsunami benar-benar terjadi setinggi 30 meter.”
Orang-orang pun makin panik. Mereka berlari menghindari terjangan air yang kian meninggi. Jerit tangis makin membumi. Serambi Mekah benar-benar sedang diterjang bencana besar. Aceh berduka, 170 ribu orang dilaporkan tewas.
Mayat-mayat bergelimpangan diantara puing-puing bangunan tersapu air.
Ditulis detikcom, kini 15 tahun sudah bencana itu terjadi. Tanah Rencong sudah pulih dan kembali bangkit untuk mengejar ketertinggalan. Pada peringatan tsunami kali ini, Pemerintah Aceh mengusung tema ‘Melawan Lupa, Membangun Siaga’.
Pusat peringatan tsunami digelar di Pidie Convention Center, Kota Sigli, Pidie. Sejumlah agenda dibuat seperti zikir bersama, tausyiah hingga renungan tsunami.
Pemerintah Aceh juga sudah menetapkan 26 Desember sebagai hari libur resmi Aceh. Masyarakat diajak mengenang bencana yang meluluhlantakkan Serambi Mekah.
Pada saat bersamaan, gerhana matahari cincin juga menyapa Aceh. hari ini Masyarakat diminta tidak mengaitkan fenomena langka tersebut dengan musibah gempa dan tsunami.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengkaitkan gerhana matahari dengan kematian, musibah atau hal buruk lainnya, karena gerhana gerhana matahari merupakan fenomena alam untuk menegaskan keagungan dan kebesaran Allah,” kata Kepala Kanwil Kemenag Aceh M Daud Pakeh kepada wartawan, Selasa (19/11/2019).***
Editor: denkur