DARA | Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 23 Agustus sebagai International Day for the Remembrance of the Slave Trade and its Abolition atau dikenal sebagai Hari Mengenang Perdagangan Budak Sedunia.
Sejarah mencatat selama lebih dari 400 tahun, sebanyak 15 juta pria, wanita dan anak-anak menjadi korban dari perdagangan budak. Tragedi kelam dalam sejarah manusia.
Dikutip dari liputan6.com, pada malam 22 sampai 23 Agustus 1971, di Santo Domingo –sekarang menjadi Haiti dan Republik Dominika– terjadi awal pemberontakan yang akan memainkan peran penting dalam penghapusan perdagangan budak trans-Atlantik.
Hal ini yang menjadi latar belakang Hari Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya yang dirayakan pada hari ini setiap tahunnya.
Peringatan ini untuk memperingati tragedi perdagangan budak yang dialami oleh masyrakat dunia. Direktur PBB mengundang Menteri Budaya semua negara untuk merayakan hari ini pada 23 Agustus, termasuk kaum muda, seniman.
Pada peringatan bersejarah ini awalnya dirayakan di beberapa negara, seperti di Haiti pada 23 Agustus 1998, Gore dan Senegal pada 23 Agustus 1999.
Berbagai acara budaya juga turut meramaikan. Pada 2001, Mulhouse Texttile Museum di di Perancis dalam bentuk lokakarya yang berjudul “Indiennes de Traite” yang menampilkan mata uang pertukaran budak di abad ketujuh belas dan delapan belas.***
Editor: denkur/Sumber; liputan6.com