Galang UMKM Indonesia (GUKMI) kembali diadakan dengan mengangkat tema: “Menjadi UKM Juara Kelas” secara virtual. Hari kedua mengulas tentang pengelolaan produk dan pengelolaan merek.
DARA – Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku UKM di Indonesia, terutama dalam beradaptasi dan menghadapi tantangan baru saat krisis pandemi berlalu.
Dengan semangat sebagai Juara Kelas, para pengusaha mikro, kecil dan menengah diharapkan bisa memiliki keunggulan dari sisi pengelolaan pelanggan, produk maupun merek.
Setelah kemarin fokus membahas tiga strategi pemasaran, Jacky Mussry, President Indonesia Council for Small Business, CEO & Dean MarkPlus Institute, kembali memaparkan pentingnya aspek-aspek tertentu seperti diferensiasi, operasional, positioning, unique selliing point, dan target pasar.
“Dalam hal unique selling point, pelaku UKM harus memetakan apa keunikan yang dapat dijual dalam
merek tersebut, oleh karenanya pada hari kedua Galang UKM Indonesia 2021, strategi pemasaran
yang akan dibahas adalah pengelolaan produk dan pengelolaan merek,” ujarnya, Kamis (7/10/2021).
Pentingnya membangun merek dengan kualitas yang bagus serta turut mengembangkan citra dari merek itu lewat hubungan masyarakat berstrategi tepat, dapat menguatkan posisi merek dalam jangka panjang.
Dalam pembahasan ini, Jacky kemudian menjelaskan, pengelolaan merek, misalnya belum perjelas positioning-nya. Positioning adalah bagaimana menempatkan merek kita di benak konsumen.
“Ada spesifikasi yang ingin kita tanamkan di benak konsumen, ini perlu komunikasi yang cukup baik melalui platform digital,” katanya.
Sementara itu, Muhammad Neil El Hilman, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, mengatakan, sepanjang 2010-2017, angka PDB sektor ekonomi kreatif terus meningkat seiring dengan tren kontribusinya terhadap perekonomian nasional yang juga positif.
“Dari Rp526 triliun pada 2010, PDB ekonomi kreatif dan kontribusinya meningkat hingga Rp989 triliun pada 2017. Faktor peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh tiga sektor, yakni kuliner, fesyen, dan juga kriya,” ujarnya.
Muhammad Neil mengatakan, secara estimasi, PDB ADHB nominal ekonomi kreatif tahun 2018-2020 mengalami tren positif. Namun, secara pertumbuhan PDB ADHK di tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebanyak -2,39%.
Lebih lanjut Muhammad Neil El Hilman menyatakan, tahun 2019, ketiga subsektor menyumbang USD 19,65 miliar dari USD 19,68 miliar total ekspor ekonomi kreatif. Dari ketiga subsektor tersebut fesyen berkontribusi paling besar yaitu 63%.
Selain fesyen yang berkontribusi hingga 63 persen dan mencapai angka Rp12,22 miliar, sub sektor kriya menyumbang 30 persen dengan jumlah Rp6,10 miliar di tahun 2019, dan sub sektor kuliner dengan total 7 persen sejumlah Rp1,33 miliar di tahun yang sama.
Menutup sesi pidatonya, Muhammad Neil menyatakan optimisme terhadap generasi muda dalam mengekspansi bisnisnya hingga ke kancah internasional.
“Generasi sekarang sangat kreatif, kami yakin bahwa brand Indonesia ini bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga bisa memenuhi kebutuhan pasar internasional,” ujarnya.
GUKMI merupakan wadah kolaborasi antara pihak pemerintah, BUMN, swasta, serta kampus untuk meningkatkan daya saing UKM di Indonesia.
GUKMI telah sukses dilaksanakan di puluhan kota dari tahun 2016, dan dihadiri lebih dari 5000 UKM dari seluruh Indonesia.
Acara ini didukung oleh:
1. Artajasa Pembayaran Elektronis
2. JNE
Media Partner:
1. Marketeers – Marketing X Entrepreneurship
2. Event Jakarta
3. Info UMKM Indonesia
4. Bandung Info
5. Seputar Info ID
Strategic Partner: ICSB – Indonesia Council for Small Business.***
Editor: denkur