DARA | JAKARTA – Tanggal 8 Maret adalah Hari Perempuan Internasional. Tahun ini, 2019, tema kampanye yang diusung adalah #BalanceforBetter atau kesetaraan untuk dunia yang lebih baik. Kesetaraan yang dimaksud ialah kesetaraan gender. Demikian dilansir CNN dari Women’s Day, Jumat (8/3/2019),
“Dari aktivitas akar rumput hingga aksi di berbagai belahan dunia, kita memasuki periode sejarah di mana dunia menginginkan kesetaraan. Kita sadar itu tiada dan merayakan keberadaannya,” tulis laman resmi International Women’s Day.
Selama ini kesetaraan selalu jadi isu perempuan. Namun perlu disadari bahwa ini adalah isu bisnis. Ada harapan untuk pemerintahan, sistem perekrutan karyawan, kekayaan, dan liputan olahraga yang setara. Contoh-contoh kecil ini menunjukkan kesetaraan gender penting untuk mendorong perekonomian misal, tentu karyawan ingin digaji berdasarkan kemampuan dan performa kerjanya bukan karena gendernya.
Sejak kemunculannya di 1911, Hari Perempuan Internasional (IWD) didukung oleh lebih dari satu juta orang. Kini, IWD dimiliki oleh lebih banyak orang, bukan kelompok, negara atau organisasi resmi.
Oleh karena itu, penting untuk merayakan kesetaraan lewat beragam kegiatan yang diinisiasi di negara masing-masing. Melansir dari USA Today, Amsterdam, Belanda akan mengadakan ‘Youth Tech Fest’. Di sini anak perempuan usia 12-18 tahun akan belajar bagaimana membuat coding dan mengembangkan aplikasi.
Di Amerika Serikat, akan ada lebih dari 35 kota yang merayakan. Atlanta mengadakan International Women’s Day Tea Party untuk pemilik usaha kecil. Sedangkan Minneapolis akan mengisi ‘FeMNist Day’ dengan gelaran sarapan, workshop dan pasar malam untuk perempuan pemilik usaha.
Akan tetapi, buat para perempuan dan siapapun yang ingin turut merayakan kesetaraan bisa berpartisipasi via online. Individu bisa mengunggah foto dengan tangan diangkat dan telapak tangan menghadap ke atas. Tak perlu terlalu tinggi, cukup setinggi pundak untuk menunjukkan kesetaraan. Jangan lupa bubuhkan tagar #BalanceforBetter dan #IWD2019 untuk menumbuhkan kesadaran netizen.***
Editor: denkur
Bahan: CNNIndonesia
