Harmoko dan Perjalanan Kariernya dari Wartawan Hingga Jadi Menteri

Senin, 5 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Almarhukm Harmoko (Foto: Kompas.com)

Almarhukm Harmoko (Foto: Kompas.com)

Harmoko, adalah Menteri Penerangan eranya Presiden Soeharto. Ia sosok yang punya ciri khas yang beda dengan menteri lainnya, sehingga ia dikenal masyarakat. Namun, semua itu kini tinggal kenangan. Harmoko kemarin kembali ke Rahmatullah, meninggal di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.


DARA – Harmoko yang lahir tahun 1939 itu, sebelum jadi menteri adalah seorang wartawan di Harian Merdeka. Namun, kemudian juga jadi wartawan di Harian Angkatan Bersenjata lalu Harian API.

Bahkan, ia sempat jadi Pemimpin Redaksi Merdiko, sebuah media harian berbahasa Jawa. Lalu mengasuh harian Mimbar Kita.

Lalu bagaimana kisah perjalanan karirnya di dunia jurnalistik, aktif di partai dan kemudian jadi menteri? Simak perjalanannya seperti dikutip dara.co.id dari CNNIndonesia:

Salah satu warisan Harmoko di bidang jurnalisme bagi Indonesia adalah harian Pos Kota yang didirikannya bersama sejumlah koleganya pada dekade 1970an silam.

Harian itu dikenal karena menampilkan berita-berita lokal Jakarta dan sekitarnya terutama soal kriminalitas, masyarakat, olahraga, dan pesohor.

Kemudian kiprahnya bersama partai politik sudah berlangsung sejak dekade 1970an. Dia tercatat malang melintang bersama tim media massa Golkar pada dekade itu, lalu naik pangkat jadi elite partai pada dekade 1980 hingga memimpinnya sebagai Ketua Umum (1993-1998).

Kiprah Harmoko di dunia jurnalistik pun mentereng secara keorganisasian pada dekade 1970-1980an. Berawal dari memimpin Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta, dia kemudian memimpin organisasi tunggal jurnalis di masa Orde Baru tersebut (1973-1983).

Seiring kiprahnya di puncak PWI itu dia pun merupakan pengurus Serikat Grafika Pers, Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Penerbit Surat Kabar (SPS), Wakil Ketua Konfederasi Wartawan ASEAN, anggota Dewan Pers, dan anggota Badan Sensor Film.

Dia pun pernah menjadi salah satu ketua di Komite Olahraga Nasional (KONI) pusat (1978-1983), dan memimpin Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) sebagai ketua umum (1986-1998).

Di kancah politik, selain bersama Golkar, Harmoko sudah merasakan kursi perwakilan sejak 1977, hingga akhirnya didapuk Soeharto yang kala itu masih mencengkeram kuat Indonesia bersama Orba untuk menjadi Menteri Penerangan pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988).

Kiprah Harmoko sebagai menteri penerangan itu cukup panjang sebelum berakhir ketika dia menjadi Ketua DPR/MPR pada 1997 silam. Sebagai Menteri Penerangan, Harmoko merupakan ‘kepanjangan tangan’ Presiden Soeharto melakukan pembredelan atas media-media masa dengan alasan demi menjaga stabilitas negara.

Beberapa di antara yang pernah kena ‘tangan dingin’ Harmoko adalah surat kabar Sinar Harapan, majalah Tempo, tabloid Detik, dan majalah Editor.

Masih dikutip dari CNNIndoneaia, semasa menjabat sebagai Menteri Penerangan, Harmoko adalah pencetus gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa) yang disiarkan televisi nasional, TVRI.

Dia yang populer dengan rambut belah kiri lurus nan klimis itu memiliki ciri khas tersendiri selama menjadi Menteri Penerangan.

Selama Orde Baru, di mana stasiun televisi negara TVRI menjadi saluran tunggal kala itu, Harmoko selalu tampil di layar televisi untuk menyampaikan pengumuman dari pemerintah.

Kalimat pembuka yang identik dengan Harmoko adalah, ‘Menurut petunjuk Bapak Presiden’. Kalimat itu menjadi ciri khas yang diingat orang-orang yang tumbuh pada masa Orde Baru, seperti mengingat Soeharto dengan kata ‘daripada’.

Selamat jalan Pak Harmoko.***

Editor: denkur | Sumber: CNNIndonesia

Berita Terkait

Tak Hanya ASN, Pekerja Swasta Juga Dapat THR, Segini Besarannya
Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah
Permudah Distribusi Penumpang, Pemerintah Luncurkan Platform Terpadu Mudik Gratis Nusantara Hub
Webinar Universitas Paramadina: Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius
Membangun Daerah, Pemprov Jabar Bersinergi dengan TNI AD
Tamsil Linrung: Reformasi Polri Harus Menyerap Spirit Hoegeng
Bongkar Sindikat Fredy Pratama, Brigjen Pol Mukti Juharsa
Sidak Pasar Tagog Padalarang, Tim Gabungan Temukan MinyakKita Kurang Takaran
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:38 WIB

Tak Hanya ASN, Pekerja Swasta Juga Dapat THR, Segini Besarannya

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:28 WIB

Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:22 WIB

Permudah Distribusi Penumpang, Pemerintah Luncurkan Platform Terpadu Mudik Gratis Nusantara Hub

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:06 WIB

Webinar Universitas Paramadina: Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius

Jumat, 14 Maret 2025 - 15:42 WIB

Tamsil Linrung: Reformasi Polri Harus Menyerap Spirit Hoegeng

Berita Terbaru

Foto: Komdigi

HEADLINE

Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah

Sabtu, 15 Mar 2025 - 11:28 WIB