Hingga akhir Mei 2022 curah hujan diperkirakan masih tinggi. Masyarakat di bantaran aliran sungai Citarum harus waspada.
DARA – Begitu kata Tim Pemantau Cuaca Siaga Warga Kabupaten Bandung Yadi Mulyadi.
“Masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan, karena curah hujan diperkirakan masih cukup tinggi hingga Mei 2022,” kata Yadi Mulyadi kepada wartawan di Majalaya, Jumat (13/5/2022).
Menurutnya, akibat tingginya curah hujan ada potensi ancaman banjir bandang, terutama di kawasan lahan kritis yang terjadi alih fungsi lahan, seperti di kawasan Majalaya dan Desa Tanggulun Kecamatan Ibun.
“Warga disana harus waspada karena berada di antara aliran Sungai Citarum dan anak Sungai Gandok Ciraab, sehingga rawan terjadi luapan air sungai tersebut menerjang permukiman warga,” ujar Yadi.
Menurutnya, untuk mengantisipasi ancaman banjir di wilayah Majalaya, penggiat lingkungan harus siaga.
“Saat ini juga dikabarkan ada rencana bantuan dua perahu dari pihak lain, untuk kesiapsiagaan mengantisipasi ancaman banjir. Sebelumnya, dua perahu bantuan dari pihak lain sudah rusak, sehingga harus ada penggantinya karena sewaktu-waktu di beberapa lokasi terjadi banjir,” tuturnya.
Lebih lanjut Yadi mengatakan, ada rencana penambahan alat pemantau cuaca bantuan dari pihak lain untuk dipasang di daerah aliran Sungai Citarum.
“Alat pemantau cuaca itu untuk mendeteksi potensi curah hujan disaat memasuki musim hujan,” katanya.
Dikatakannya, pentingnya ada alat pemantau cuaca itu, untuk memberikan informasi sedini mungkin perkembangan cuaca di lapangan.
“Supaya masyarakat lebih siaga dan tangguh dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan cuaca,” ujarnya.
Yadi mengatakan, dari hasil pemantauan cuaca itu kemudian dishare atau diinformasikan melalui media sosial, di antaranya grup siaga warga.
“Dengan adanya informasi perkembangan cuaca terkini itu, masyarakat pun akan mendapatkan informasi lebih dini terkait perkembangan cuaca tersebut,” tuturnya.
Yadi pun berusaha untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait dengan perkembangan cuaca. Minimal untuk melakukan pemantauan cuaca, disaat memasuki musim hujan.
“Saat ini hanya tiga orang yang melakukan pemantauan cuaca. Namun perlu ada regensi tim pemantauan cuaca, supaya banyak orang yang paham terkait pemantauan cuaca disaat musim hujan,” katanya.
Selain melakukan pemantauan cuaca, kata Yadi, pihaknya turut memantau aliran Sungai Citarum, yaitu dengan cara memasang alat ukur tinggi muka air.
“Kalau ketinggian air sudah mencapai 440 cm di aliran Sungai Citarum, masyarakat harus siaga dari ancaman banjir. Namun dengan ketinggian 200 cm, masih dalam kondisi normal. Jadi ketinggian air sangat berpengaruh pada ancaman banjir,” katanya.
Editor: denkur