Mudik, tarif tol harus diskon 20%.
DARA | Menyambut mudik Lebaran 2025, Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, mengusulkan sejumlah strategi cerdas guna memastikan arus mudik dan balik Lebaran berjalan lebih lancar, aman, dan nyaman.
Melihat prediksi puncak arus mudik pada 28 Maret (H-3) dan arus balik pada 6 April (H+5), Herman menekankan perlunya kebijakan yang efektif untuk mengatasi lonjakan kendaraan di jalan tol.
Salah satu ide brilian yang diusulkan adalah pemberian diskon tarif tol hingga 20%. Tak hanya berlaku pada hari-hari puncak, diskon ini juga diterapkan sebelum dan setelah masa puncak mudik.
“Tujuan dari kebijakan diskon ini adalah untuk mendistribusikan kepadatan kendaraan, sehingga arus mudik dan balik lebih merata dan tidak terpusat pada satu titik,” jelas Herman, yang dilansir dari dpr.go.id.
Tak hanya itu, Herman juga menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur jalan tol.
Ia memberikan apresiasi atas upaya Menteri Koordinator Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam memperkuat koordinasi antar-lembaga untuk menghadapi lonjakan pemudik yang diprediksi jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah ketersediaan bahan bakar. Kendaraan yang kehabisan BBM kerap menjadi penyebab kemacetan.
Herman meminta PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan BBM aman, bahkan menambah armada pengiriman menggunakan kendaraan roda dua ke titik-titik rawan macet.
“Sering kali, kemacetan diperparah oleh kendaraan yang kehabisan bahan bakar. Oleh karena itu, langkah antisipasi terhadap masalah ini sangat diperlukan,” katanya.
Untuk meningkatkan kenyamanan para pemudik, Herman juga mengusulkan penambahan fasilitas mobile toilet di sepanjang jalur mudik. Penambahan ini diharapkan dapat mengurangi antrean panjang yang sering kali mengganggu kenyamanan para pemudik.
Di sisi lain, Herman menyarankan evaluasi penerapan sistem contraflow. Menurutnya, sistem tersebut perlu dikelola secara lebih efektif agar tidak menambah kemacetan di titik-titik keluar jalan tol.
“Pengelolaan sistem contraflow harus lebih matang agar tidak malah memperburuk situasi lalu lintas di lapangan,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan kemacetan lebih lanjut, Herman juga mendorong optimalisasi pintu keluar tol.
Ia menekankan pentingnya koordinasi dengan petugas di sekitar pintu keluar agar antrean kendaraan tidak menghambat jalur utama, yang dapat berimbas pada kondisi lalu lintas yang lebih luas.
Dengan berbagai usulan tersebut, Herman berharap mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lebih lancar dan nyaman bagi seluruh pemudik.
“Kerja sama antar pihak terkait sangat penting agar pemudik dapat sampai ke tujuan dengan selamat dan tanpa hambatan yang berarti,” ujarnya.***
Editor: denkur