Banyak bambu di Selaawi Garut. Potensi ini dimanfaatkan sejumlah pengrajin disana hingga menembus pasar internasional.
DARA – Utang Mamad (50) adalah salah seorang perajin bambu. Ia warga Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut.
Merintis usahanya sejak tahun 2010 silam bersama orang tuanya.
“Jadi 10 tahun yang lalu kita membikin workshop dan membuka usaha bambu ini. Tapi kalau untuk belajar kita sih sudah dari dulu, dari kecil, karena kita dari orang tua lah belajar kerajinan bambu,” ujar Utang di kediamannya, Rabu (14/4/2021).
Utang menyebutkan, beberapa produk yang dihasilkan, antara lain kap lampu, keranjang serta ornamen-ornamen café atau restoran.
“Kita bergerak sebagian besar, istilahnya kita ke arah bambu home decor atau home living. Jadi produknya itu ada kap lampu, ada keranjang dan untuk ornamen-ornamen café atau restoran,” ujarnya.
Menurut Utang, lama produksi tergantung model dan ukuran. Misalnya produk yang memiliki ukuran kecil memiliki durasi pengerjaan kurang lebih satu hari. Namun, produk yang lebih besar bisa memakan waktu tiga hari bahkan sampai berminggu-minggu.
“Pernah kita kalau untuk yang sangat lama kita biasanya untuk property interior, salah satu contoh kita kemarin bikin tempat tidur untuk Bupati Bangka Belitung itu diameternya 2 meter, tinggi 2 meter setengah. Itu kita menyita waktu cukup lumayan karena produksinya lama,” katanya.
Selaawi yang kaya akan bambu, memudahkan Utang memproduksi hasil karyanya.
“Untuk bahan baku, kita sudah ada beberapa mitra sih. Kalau dulu kita menyediakan mulai dari nebang sendiri ngambil dari kebun. Kalau sekarang mata rantainya sudah kita bentuk, jadi ada beberapa supplier yang sudah bekerja sama dengan kita menyediakan bambunya,” ujarnya,
Meski belum melakukan pemasaran secara langsung, kata Utang, produknya sudah sampai ke Asia, Australia, bahkan Eropa.
Asia produknya sudah melenggang ke Korea, Thailand dan Singapura.
“Produk kita memang sudah sampai di Eropa ya, di Itali, di Australia. Kalo di Asia ada di Korea, Thailand, kemarin di Singapura. Bahkan kita sempat juga melihat produk-produk kap lampu yang di belakang ini, kita tuh tiga tahun menjadi supplier ke sebuah rumah makan di singapura, alhamdulillah pasarnya bagus,” ujarnya.
Utang berharap kepada masyarakat Selaawi agar bersama-sama untuk menggarap usaha bambu yang saat ini tengah naik daun. Dengan ini, masyarakat tidak perlu bersusah payah dalam mencari usaha lain.
“Harapan semua temen-temen jangan susah-susah lah mencari usaha disini juga bambu digarap kalau kita benar-benar menggarapnya. Dibuktikan sekarang bahwa bambu itu lagi naik daun lagi tren,” katanya.***
Editor: denkur