Ternyata, kontributor terhadap PDB bukan dari usaha besar, melainkan dari UMKM, hingga 60%. Selain itu UMKM juga dapat menyerap 97 persen tenaga kerja.
DARA | BANDUNG – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan, menyebutkan, dari statistik, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB ternyata bukan usaha besar.
“Usaha mana? Usaha mikro. UMKM secara keseluruhan itu memberikan kontribusi 60 persen dan lapangan kerja 97 persen tenaga kerja kita terserap di UKM,” kata Rully, saat hadir dalam pemebukaan gelar produk koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam One Pesantren One Product (OPOP) di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (14/12/19).
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM RI dan sepuluh kementerian/lembaga lain bersinergi membangun UKM. “Salah satu srateginya adalah berhimpun dan koperasi menjadi bagian dari pengembangan UKM,” ujarnya.
Kementerian Koperasi dan UKM RI mengapresiasi upaya Pemprov Jawa Barat yang memberikan perhatian khusus kepada koperasi dan usaha kecil, khususnya di pesantren. Rully yang hadir mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI itu, menyebutkan, gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti OPOP bisa menjadi pilot project pemberdayaan UKM tingkat nasional.
“Saya juga diminta Pak Menteri (Koperasi dan UKM) untuk ke Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dan saya melaporkan (kepada Menteri Koperasi dan UKM). Kelihatannya ini untuk membangun pesantren Jawa Barat di 2020 harus menjadi pilot project,” katanya.
Ia juga menyatakan, pemberdayaan ekonomi rakyat melalui koperasi dan UKM menjadi atensi pemerintah pusat. “Fakta lain menunjukkan kita tidak boleh pada saat ini meninggalkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah.”
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, yang membuka kegiatan tersebut menyebutkan, kegiatan itu bagian dari penghargaan pemprov daerah ini kepada koperasi pondok pesantren yang mampu menghadirkan produk unggulannya. Sebelumnya, Pemprov Jawa Barat memberikan pelatihan, magang, pendampingan usaha, temu bisnis, bantuan penguatan modal, pameran, baik di dalam daln luar negeri.
Menurut Uu, OPOP pihaknya menggagas untuk mengakselerasi visi Jabar Juara Lahir Batin. “Kang Emil (Gubernur Jabar) bergerak di bidang ekonomi (pesantren). Tetapi dengan tidak meninggalkan program kepesantrenan dulu.”
Ia menyatakan, OPOP bertujuan menghadirkan kemandirian ekonomi pesantren. Dia mengajak pesantren lain untuk terlibat dalam OPOP.
“Mulai dari sekarang saya minta kepada pesantren (yang belum ikut serta OPOP), buat pesantrennya hebat dalam administrasi dan prospeknya, karena kami (OPOP) dinilai oleh tim independen dan bekerja sama dengan perguruan tinggi,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji, menyebutkan, bantuan penguatan usaha kepada 1.074 pesantren tahap 2 sebesar Rp20juta-Ep30juta. “Kemudian pesantren juara yang lolos tahap seleksi 2 diberi bantuan penguatan modal tambahan kepada 88 pesantren sebesar Rp100 juta-Rp200 juta.”
Ia menambahkan, dalam gelaran produk kali ini telah berkumpul 1074 usaha pesantren se-Jabar yang akan menjadi model pemberdayaan umat. Pesantren-pesantren tersebut adalah juara hasil proses seleksi administrasi dan audisi usaha pesantren.
Pada kesempatan ini, pihaknya memberikan penghargaan kepada sepuluh ponpes Juara Audisi OPOP Jabar 2019. Penerima penghargaan berupa tambahan modal Rp400juta, tersebut:
1. Ponpes Minhajul Karomah dari Kabupaten Sumedang, bidang usaha konfeksi/fashion,
2. Ponpes Riyadlul Ulum Waddawah dari Kota Tasikmalaya (makanan olahan nabati),
3. Ponpes Al Urwatul Wutsqo dari Kabupaten Indramayu (minuman)
4. Ponpes Mathlaul Ulum dari Kabupaten Pangandaran (perikanan)
5. Ponpes Modern Al Umanaa dari Kabupaten Sukabumi (makanan olahan hewani)
6. Ponpes Nurul Hidayah dari Kabupaten Garut (perternakan)
7. Ponpes Raudhatul Irfan dari Kabupaten Ciamis (pertanian)
8. Ponpes Al Akhyar dari Kabupaten Cianjur (kerajinan)
9. Ponpes Al Muhajirin dari Kabupaten Purwakarta (jasa)
10. Ponpes Al Munawariyyah dari Kota Sukabumi (perdagangan).
Juara 2 tingkat kabupaten/kota kategori juara Scale Up:
1. Juara I Ponpes Nuurussiddhiiq dari Kota Cirebon (konfeksi/fashion), Rp 200 juta
2. Juara II Ponpes Darul Ulum Lido dari Kabupaten Bogor (makanan olahan hewani), Rp 150 juta
3. Juara III Ponpes Darul Hidayahdari Kota Bandung (elektronik), Rp 100juta.
Juara kategori Start Up: Ponpes Mukhtarul Ulum dari Kabupaten Ciamis (peternakan), Rp 75 juta.
EditorL Ayi Kusmawan