HIV/AIDS bukan Sekadar Masalah Kesehatan

Selasa, 25 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI. Foto:  alodokter.com

ILUSTRASI. Foto: alodokter.com

DARA | BANDUNG — Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) tak sekadar persoalan kesehatan. Lebih dari itu, penanganan HIV/AIDS juga menyangkut permasalahan sosial.

“Masalah HIV bukan masalah kesehatan. Masalah kesehatannya itu hanya 10 persen, sisanya 90 persen itu masalah sosial. Salah satunya masalah stigma. Contohnya banyak yang terkena masalah HIV malah dikeluarkan dari pekerjaan, ada anak sekolah yang dikeluarkan dari sekolah,” kata Sekretaris KPA Kota Bandung, Dr. Bagus Rahmat Prabowo di Gedung Sate, Bandung, Senin (24/6/2019).

Bagus menjelaskan, pemerintah pusat sudah mencanangkan target Three Zero pada 2030 mendatang. Ketiganya adalah, tidak ada lagi penularan HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Menurut Bagus, persoalan stigma ini masih tinggi di Indonesia. Contohnya aktivitas seks bebas dengan menyudutkan Pekerja Seks Komersil (PSK) sebagai subjek.

Padahal dari data yang terhimpun faktor moralitas tak lantas memberikan pengaruh besar. “Kita bisa lihat secara epidemologis orang terinfeksi HIV dari pekerja seks itu sangat kecil. Padahal mereka sering sekali beraktivitas seks dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang hanya berdiam diri di rumah. Tapi ternyata kasus pada ibu rumah tangga jauh lebih banyak dari pada pekerja seks,” ujarnya.

Bagus menambahkan, saat ini heteroseksual menjadi penyebab paling besar penularan HIV/AIDS, baik dari laki-laki ke perempuan ataupun sebaliknya. “Heteroseksual kita bagi dua antara pekerja seks dan non pekerja seks dan ternyata kira-kira hanya seperempatnya dari pekerja seks dan 75 persen dari heteroseksual dari non pekerja seks,” kata Bagus.

Sedangkan penyebab dari penggunaan jarum suntik saat menggunakan narkotika psikotropika dan zat adiktif (Napza), Bagus menyebut, semakin menurun. Bahkan, sekalipun terjadi bisa secepatnya ditanggulangi.

Oleh karena itu, Bagus mengajak seluruh masyarakat Kota Bandung lebih terbuka terhadap persoalan HIV/AIDS. Selain membuka diri untuk memeriksakan kondisi kesehatan, juga lebih terbuka untuk mencari pengetahuan seputar HIV/AIDS menekan stigma ODHA di tengah masyarakat.

“Itu membuktikan bukan pada masalah moral sebenarnya. Tapi ini masalah sosial. Masalah pengetahuan yang rendah, hoaks di mana-mana dan kita terima begitu saja,” katanya.***

Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen
Prakiraan Cuaca Bandung, Senin 16 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 16 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 16 Desember 2024
Prakiraan Cuaca Bandung, Minggu 18 Desember 2024
Prakiraan Cuaca Bandung, Sabtu 14 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 14 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 14 Desember 2024
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 16:16 WIB

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Desember 2024 - 06:25 WIB

Prakiraan Cuaca Bandung, Senin 16 Desember 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 06:16 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 16 Desember 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 06:13 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 16 Desember 2024

Minggu, 15 Desember 2024 - 07:06 WIB

Prakiraan Cuaca Bandung, Minggu 18 Desember 2024

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB